A.
PENGERTIAN
Kata serapan adalah
kata yang berasal dari bahasa lain (bahasa daerah/bahasa luar negeri) yang
kemudian ejaan, ucapan, dan tulisannya disesuaikan untuk memperkaya kosa kata.
Setiap masyarakat bahasa memiliki tentang cara yang digunakan untuk
mengungkapkan gagasan dan perasaan atau untuk menyebutkan atau mengacu ke
benda-benda di sekitarnya. Hingga pada suatu titik waktu, kata-kata yang
dihasilkan melalui kesepakatan masyarakat itu sendiri umumnya mencukupi
keperluan itu, namun manakala terjadi hubungan dengan masyarakat bahasa lain,
sangat mungkin muncul gagasan, konsep, atau barang baru yang datang dari luar
budaya masyarakat itu. Dengan sendirinya juga diperlukan kata baru. Salah satu
cara memenuhi keperluan itu--yang sering dianggap lebih mudah
adalah mengambil kata yang
digunakan oleh masyarakat luar yang menjadi asal hal ihwal baru itu.
B.
SEJARAH HUBUNGAN DENGAN PENUTUR
Telah
berabad-abad lamanya nenek moyang penutur bahasa Indonesia
berhubungan dengan berbagai bangsa di dunia. Bahasa Sanskerta tercatat terawal
dibawa masuk ke Indonesia yakni sejak mula tarikh Masehi. Bahasa
ini dijadikan sebagai bahasa sastra dan perantara dalam penyebaran agama Hindu dan Buddha. Agama Hindu tersebar luas di pulau Jawa pada abad
ke-7 dan ke-8, lalu agama Buddha mengalami keadaan yang sama pada abad ke-8 dan
ke-9.
1.
Hubungan dengan penutur India dan persekitarannya
Beriringan
dengan perkembangan agama Hndu itu berlangsung pula perdagangan rempah-rempah
dengan bangsa India yang
sebagian dari mereka penutur bahasa Hindi,
sebagian yang lain orang Tamil dari India bagian selatan dan Sri Lanka bagian
timur yang bahasanya menjadi perantara karya sastra yang subur. Bahasa Tamil
pernah memiliki pengaruh yang kuat terhadap bahasa Melayu.
2.
Hubungan dengan penutur bahasa Tionghoa
Hubungan
ini sudah terjadi sejak abad ke-7 ketika para saudagar Cina berdagang ke Kepulauan Riau,
Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur,
bahkan sampai juga ke Maluku Utara. Pada saat Kerajaan Sriwijaya muncul dan
kukuh, Cina membuka hubungan diplomatik dengannya untuk mengamankan usaha
perdagangan dan pelayarannya. Pada tahun 922 musafir Cina melawat ke Kerajaan
Kahuripan di Jawa Timur. Sejak abad ke-11 ratusan ribu perantau meninggalkan
tanah leluhurnya dan menetap di banyak bagian Nusantara (Kepulauan
Antara, sebutan bagi Indonesia).
Yang
disebut dengan bahasa Tionghoa adalah bahasa di negara Cina (banyak bahasa).
Empat di antara bahasa-bahasa itu yang di kenal di Indonesia yakni Amoi, Hakka, Kanton, dan Mandarin. Kontak
yang begitu lama dengan penutur bahasa Tionghoa ini mengakibatkan perolehan
kata serapan yang banyak pula dari bahasa Tionghoa, namun penggunaannya tidak
digunakan sebagai perantara keagamaan, keilmuan, dan kesusastraan di Indonesia
sehingga ia tidak terpelihara keasliannya dan sangat mungkin banyak ia berbaur
dengan bahasa di Indonesia. Contohnya anglo, bakso, cat, giwang, kue/ kuih,
sampan, dan tahu.
3.
Hubungan dengan penutur Arab dan Persia
Bahasa Arab
dibawa ke Indonesia mulai abad ketujuh oleh saudagar dari Persia, India, dan Arab yang juga
menjadi penyebar agama Islam. Kosakata bahasa Arab yang merupakan bahasa
pengungkapan agama Islam mula berpengaruh ke dalam bahasa Melayu terutama sejak
abad ke-12 saat banyak raja memeluk agama Islam. Kata-kata serapan dari bahasa
Arab misalnya abad, bandar, daftar, edar, fasik, gairah, hadiah, hakim, ibarat,
jilid, kudus, mimbar, sehat, taat, dan wajah. Karena banyak di antara pedagang
itu adalah penutur bahasa Parsi, tidak sedikit kosakata Parsi masuk ke dalam bahasa Melayu,
seperti acar, baju, domba, kenduri, piala, saudagar, dan topan.
4. Hubungan dengan penutur Portugis
Bahasa Portugis dikenali masyarakat penutur bahasa Melayu sejak
bangsa Portugis menduduki Malaka pada tahun
1511 setelah setahun sebelumnya ia menduduki Goa. Portugis dikecundangi atas
saingan dengan Belanda yang datang kemudian dan menyingkir ke daerah timur
Nusantara. Meski demikian, pada abad ke-17 bahasa Portugis sudah menjadi bahasa
perhubungan antaretnis di samping bahasa Melayu. Kata-kata serapan yang berasal
dari bahasa Portugis seperti algojo, bangku, dadu, gardu, meja, picu, renda,
dan tenda.
5. Hubungan dengan penutur Belanda
Belanda mendatangi Nusantara pada awal abad ke-17 ketika ia
mengusir Portugis dari Maluku pada tahun 1606, kemudian ia menuju ke pulau Jawa
dan daerah lain di sebelah barat. Sejak itulah, secara bertahap Belanda
menguasai banyak daerah di Indonesia. Bahasa Belanda tidak sepenuhnya dapat
menggeser kedudukan bahasa Portugis karena pada dasarnya bahasa Belanda lebih
sukar untuk dipelajari, lagipula orang-orang Belanda sendiri tidak suka membuka
diri bagi orang-orang yang ingin mempelajari kebudayaan Belanda termasuklah
bahasanya. Hanya saja pendudukannya semakin luas meliputi hampir di seluruh
negeri dalam kurun waktu yang lama (350 tahun penjajahan Belanda di Indonesia).
Belanda juga merupakan sumber utama untuk menimba ilmu bagi kaum pergerakan.
Maka itu, komunikasi gagasan kenegaraan pada saat negara Indonesia didirikan
banyak mengacu pada bahasa Belanda. Kata-kata serapan dari bahasa Belanda
seperti abonemen, bangkrut, dongkrak, ember, formulir, dan tekor.
6. Hubungan dengan penutur Inggris
Bangsa Inggris tercatat
pernah menduduki Indonesia meski tidak lama. Raffles menginvasi
Batavia (sekarang Jakarta) pada
tahun 1811 dan beliau bertugas di sana selama lima tahun. Sebelum dipindahkan
ke Singapura, dia juga
bertugas di Bengkulu pada tahun 1818. Sesungguhnya pada tahun 1696 pun Inggris
pernah mengirim utusan Ralph Orp ke Padang (Sumatra Barat),
namun dia mendarat di Bengkulu dan menetap di sana. Di Bengkulu juga
dibangun Benteng
Marlborough pada tahun
1714-1719. Itu bererti sedikit banyak hubungan dengan bangsa Inggris telah
terjadi lama di daerah yang dekat dengan pusat pemakaian bahasa Melayu.
7.
Hubungan dengan penutur Jepang
Pendudukan Jepang di
Indonesia yang selama tiga setengah tahun tidak meninggalkan warisan yang dapat
bertahan melewati beberapa angkatan. Kata-kata serapan dari bahasa Jepang yang
digunakan umumnya bukanlah hasil hubungan bahasa pada masa pendudukan,
melainkan imbas kekuatan budaya, ekonomi dan teknologinya.
C. SENARAI KATA SERAPAN DALAM BAHASA INDONESIA
Bahasa
Indonesia adalah bahasa yang terbuka. Maksudnya ialah bahwa bahasa ini banyak
menyerap kata-kata dari bahasa lainnya.
Sebagian
besar bahasa yang ada di dunia pasti dipengaruhi oleh bahasa lainnya, bahasa
Indonesia juga mengalami hal yang sama. Pengaruh tersebut biasanya datang dari
bangsa berbahasa lain yang pernah mengunjungi daerah tersebut. Dalam konteks
bahasa Indonesia, pengaruh tersebut terutama datang dari bangsa yang pernah
menjajah negeri ini, seperti Belanda, Inggris, Portugis dan Jepang. Selain dari
bangsa penjajah, pengaruh juga datang dari bangsa yang pernah berdagang dengan
penduduk negeri ini, seperti Arab, Cina, Persia, dan India. Bahasa Sansekerta
juga memberikan pengaruh karena bahasa ini dijadikan sebagai bahasa sastra dan
perantara dalam penyebaran agama Hindu dan Buddha. Seluruh pengaruh tadi
membentuk kata-kata serapan dalam bahasa Indonesia yang dipakai hingga saat
ini.
NO.
|
ASAL
BAHASA
|
JUMLAH
KATA
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
|
Arab
Belanda
Tionghoa
Hindi
Inggris
Pasi
Portugis
Sansekerta
Tamil
|
1.495
3.280
290
7
1.610
63
131
677
83
|
Sebagian besar bahasa yang ada di dunia pasti dipengaruhi oleh bahasa
lainnya, bahasa Indonesia juga mengalami hal yang sama. Pengaruh tersebut
biasanya datang dari bangsa berbahasa lain yang pernah mengunjungi daerah
tersebut. Dalam konteks bahasa Indonesia, pengaruh tersebut terutama datang
dari bangsa yang pernah menjajah negeri ini, seperti Belanda, Inggris,
Portugis dan Jepang. Selain dari bangsa penjajah, pengaruh juga datang dari
bangsa yang pernah berdagang dengan penduduk negeri ini, seperti Arab, Cina,
Persia, dan India. Bahasa Sansekerta juga memberikan pengaruh karena bahasa
ini dijadikan sebagai bahasa sastra dan perantara dalam penyebaran agama
Hindu dan Buddha. Seluruh pengaruh tadi membentuk kata-kata serapan dalam
bahasa Indonesia yang dipakai hingga saat ini.
Berdasarkan taraf integrasinya, kata serapan dalam bahasa Indonesia
dapat dibagi menjadi 2 golongan besar. Pertama, kata serapan yang belum
sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti reshuffle, shuttle
cock, long march, dan lain-lain. Kata-kata ini dipakai dalam konteks bahasa
Indonesia, tetapi pengucapannya masih mengikuti cara asing. Kedua, kata
serapan yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa
Indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaannya hanya diubah seperlunya
sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.
Bahasa yang paling banyak diserap kata-katanya, berdasarkan referensi
penulis, adalah bahasa Belanda yang mencapai 3.280 kata. Hal ini terutama
disebabkan lamanya masa penjajahan oleh bangsa Belanda yang mencapai 3,5
abad. Bahasa Belanda dipakai hingga masa pergerakan kemerdekaan dalam
komunikasi gagasan kenegaraan dan tentunya juga dipakai dalam kehidupan
sehari-hari. Contoh kata-kata yang diserap dari bahasa Belanda adalah advokat
(advocaat), brankas (brandkast), demokrasi (demokratie), eksemplar
(exemplaar), dan lain-lain. Selain kata-kata serapan, ada sejumlah kata tidak
mengalami penyerapan, tetapi masih dipakai dalam bentuk percakapan lisan
tidak dalam bentuk tulisan. Contoh dari kata-kata tersebut adalah aanval
(serangan jantung), brandweer (pemadam kebakaran), verboden (dilarang), dan
lain-lain.
Bahasa selanjutnya yang menempati peringkat kedua dalam penyerapan
kata-katanya adalah bahasa Inggris. Jumlah kata yang diserap dari bahasa ini
adalah sebanyak 1.610 kata. Contoh kata-kata yang diserap dari bahasa Inggris
adalah aktor (actor), aktris (actress), bisnis (business), departemen
(department), dan lain-lain. Seperti telah disebutkan sebelumnya, banyak kata
termasuk dari bahasa Inggris yang belum sepenuhnya diserap sehingga
pemakaiannya masih dalam bentuk aslinya. Bahasa Inggris merupakan bahasa
internasional dan dipakai secara luas di negeri ini hingga masa yang akan
datang. Hal tersebut memungkinkan penyerapan kata yang lebih banyak lagi dari
saat ini.
Berdasarkan referensi, jumlah kata yang diserap dari bahasa Arab,
bahasa Sansekerta, bahasa Cina, bahasa Portugis, bahasa Tamil, bahasa Parsi,
dan bahasa Hindi, secara berturut-turut, adalah 1.495, 677, 290, 131, 83, 63,
dan 7. Kata-kata yang telah diserap dari bahasa lain berperan dalam
memperkaya bahasa Indonesia dan hal yang terpenting dari kata serapan adalah
pemakaian dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari yang harus sesuai
dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
|