1.
Latar Belakang
Penyakit diare masih merupakan salah satu penyebab
utama masalah kesehatan masyarakat Indonesia, baik ditinjau dari segi angka
kesakitan maupun angka kematiannya.
Penyakit ini dapat menyerang semua golongan umur dengan angka kesakitan
berkisar 280 per 1000 penduduk dan untuk balita menderita satu sampai satu
setengah kali episode diare setiap tahunnya atau 53% dari semua kesakitan diare
(Dep.Kes.RI,1998).
Angka kematian diare pada semua umur selama
dasawarsa terakhir dapat diturunkan dari 110,1 per 100.000 penduduk (1985) rnenjadi
56 per 100.000 penduduk (1995). Sedangkan kematian karena diare pada kelompok
balita diturunkan dari 5,7 per seribu balita menjadi 2,5 per seribu balita pada
episode yang sama (Dep. Kes.RI,1998).
Bedasarkan UU No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan
yang ditetapkan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi seiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk mewujudkan derajat kesehatan
yang optimal bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan
pemeliharaan kesehatan yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan.
Diare dapat timbul dalam bentuk KLB dengan jumlah
penderita dan kematian yang besar. Fasilitas kasus (CFR) terjadi penurunan yang
cukup bermakna dari 35 % (awal Repelita I) menjadi dibawah 3 % pada akhir
Repelita VI. Penurunan CFR yang nyata dikarenakan makin meningkatnya manajemen
penanggulangan KLB (Dep.Kes. RI, 1998).
Menurut
hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 proporsi penyakit infeksi
dan parasit sebagai penyebab kematian adalah 22,7%. Kematian bayi dibawah umur
1 tahun 33,5% disebabkan oleh gangguan prenatal dan 32,1% oleh penyakit sistem
pernapasan. Diare sebagai bagian dari kelompok penyakit infeksi dan parasit,
proporsinya sebesar 9,6 % sebagai penyebab kematian pada bayi dibawah 1 tahun.
Pada kematian anak balita golongan umur 1-4 tahun,
proporsi penyebab kematian paling tinggi adalah penyakit sistem pernapasan
yaitu sebesar 38,8%, kemudian penyakit diare serta infeksi/parasit lain
masing-masing sebesar 14,3%.
Kematian anak pada kelompok umur 1-4 tahun terutama
disebabkan oleh penyakit infeksi dan parasit dengan proporsi sebesar 44,7%,
pernapasan 13%. Sedangkan pada kelompok umur 15-34 tahun, penyakit infeksi dan
parasit menduduki peringkat pertama sebagai penyebab kematian yaitu sebesar
36,5%, berturut-turut infeksi dan parasit lain 16,8%, kemudian TBC 13,9%.
Tingginya angka
kesakitan dan kematian akibat diare disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
antara lain kesehatan lingkungan yang belum memadai, keadaan gizi,
kependudukan, pendidikan, faktor musim dan geografi daerah, keadaan sosial
pencegahan pemberantasan penyakit diare tidak akan berhasil baik tanpa adanya
kesadaran yang tinggi dari masyarakat untuk ikut berpartisipasi didalamnya
serta kesiapan petugas kesehatan dilapangan. yang ditandai oleh penduduknya
hidup dalam lingkungan perilaku.
Gambaran Epidemiologi
Penyakit Diare di Kelurahan Tondo Duyu Puskesmas Tondo pada tahun 2012 menunjukkan bahwa angka
kesakitan diare sebanyak 661 kasus.
Dengan melihat data di
atas maka sangat penting sekali untuk dilakukan penelitian tentang Gambaran
Epidemiologi Penyakit Diare berdasarkan tempat, orang dan waktu pemberantasan
penyakit diare di Kelurahan Tondo Duyu Kecamatan Mantikulore.
2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas,
maka dapat dibuat suatu rumusan masalah yaitu bagaimana gambaran epidemiologi
dan faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya penyakit diare pada anak
balita.
3.
Metodologi Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah maka penulis mencoba
menuangkan kerangka konsep atau kerangka berpikir, dengan menggunakan hubungan
yang paling dasar yaitu hubungan antar dua Variabel yaitu variabel pengaruh
(indevenden variabel) atau variabel bebas dengan variabel tidak bebas
(deveneden variabel) atau variabel terikat (Masri Singarimbun dan Sofyan
Effendi, 1987).
No
|
Nama Variabel
|
Unit Eksperimen
|
Tipe Pengukuran
|
Tipe Variabel
|
A. Variabel Dependen
|
||||
1
|
Kejadian diare pada balita
|
Buang air besar pada balita lebih dari 3 kali sehari
dengan konsistensi encer/lebek bahkan dapat berupa air saja
|
1=bukan
diare
2=diare
|
Kualitatif
|
B. Variabel Independen
|
||||
1.
|
Umur ibu
|
Usia responden pada saat pengumpulan data dihitung
berdasarkan tahon kelahiran
|
1= >20
Tahun
2=21 – 30
Tahun
3= 31 tahun keatas
|
Kuantitatif
|
2.
|
Jenis kelamin
|
Status gender penderita yang dapat diketahui dari
penampilan fisik yang bersangkutan
|
1=
laki-laki
2=
perempuan
|
Kualitatif
|
3.
|
Tingkat pendidikan
|
Sekolah formal yang telah ditamatkan responden pada
saat penelitian
|
1= rendah
2= sedang
3= tinggi
|
Kualitatif
|
4.
|
Pekerjaan ibu
|
Mata pencaharian utama responden pada saat
oenelitian
|
1= bekerja
2= tak bekerja
|
Kualitatif
|
5.
|
Pengetahuna ibu
|
Pemahaman responden berkaitan
|
1 = rendah
|
Kualitatif
|
4.
Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dipakai adalah primer
(observasi langsung kelapangan dengan melihat dan membagi kuesioner) dan data
sekunder yang tercatat di Puskesmas Tondo Kecamatan Mantikulore tahun 2012 yang
ada di Puskesmas Tondo Kecamatan Mantikulore.