BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Epidemiologi
di dasarkan pada pengujian penelitian dan pengkajian terhadap efek suatu
penyakit, kesakitan dan cidera di dalam kelompok serta populasi. Akan tetapi
ahli epidemiologi jangan sampai menutup mata terhadap fakta bahwa masyarakat
atau kelompok memang terdiri dari individu-individu. Status penyakit setiap
individu unilah yang membentuk kasus-kasus penyakit. Setiap kasus atau orang
yang berpenyakit menjadi sangat penting dalam investigasi epidemiologi.
Persepsi
masyarakat tentang kriteria tubuh sehat atau sakit, sifatnya tidaklah selalu obyektif.
Bahkan lebih banyak unsur subjektif dalam menentukan kondisi tubuh seseorang.
Persepsi masyarakat tentang sehat/sakit ini sangatlah di pengaruhi oleh unsur
pengalaman masa lalu, disamping unsur sosial budaya.
Secara
ilmiah penyakit di artikan sebagai gangguan fungsi fisiologis dari suatu
organisme sebagai akibat dari infeksi atau tekanan dari lingkungan. Jadi
penyakit itu bersifat objektif. Sebaliknya sakit adalah penilaian individu
terhadap pengalaman menderita suatu penyakit fenomena subjektif ini di tandai
dengan perasaan tidak enak. Selama sesorang masih mampu melaksanakan fungsinya
seperti biasa maka orang itu masih di katakan sehat.
Dinegara-negara
seperti Indonesia masih ada satu tahap lagi yang di lewati banyak penderita
sebelum mereka datang ke petugas kesehatan, yaitu pergi berobat ke dukun atau
ahli-ahli pengobatan tradisional lainnya. Dengan demikian makin parahlah
keadaan penderita jika akhirnya meminta pertolongan seorang dokter, oleh sebab
itu petugas kesehatan perlu menyelidiki persepsi tersebut sampai berkembang
sedemikian rupa dan setelah itu mengusahakan mengubah persepsi tersebut agar
mendekati konsep yang lebih objektif. Dengan cara ini maka penggunaan sarana
kesehatan diharapkan dapat lebih di tingkatkan.
B. Rumusan Masalah
1.
Mengetahui defenisi kasus
2.
Mengetahui status kesehatan
3.
Mengetahui klasifikasi penyakit
C. Tujuan dan Manfaat
1. Mengetahui
definisi penyakit secara umum
2. Mengetahui
gambaran status kesehatan secara umum di masyarakat
3. Mengetahui
dan menjelaskan mengenai klasifikasi penyakit secara umum
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kasus
Definisi
kasus secara dini karena ada beragam kriteria yang digunakan untuk
megidentifikasi kasus dalam epidemiologi. Kasus adalah seseorang yang
terdiaknosis mengalami penyakit. Setiap individu dalam kelompok masyarakat yang
diidentifikasi mengalami suatu penyakit, ketidakmampuan, cedera atau suatu
kondisi, juga dinyatakan sebagai kasus. Catatan klinis individu, seseorang yang
teridentifikasi setelah melalui proses skirining, seseorang yang
teridentifikasi melalui survei penduduk, atau data registrasi umum, bisa juga
menjadi satu kasus epidemiologi. Dengan demikian, definisi kasus dalam
epidemiologi tidak sama dengan konsep kasus dalam epidemiologi.
Saat
menetapkan terjadinya suatu epidemi ahli epidemiologi harus mencari kasus
pertama dari penyakit yang masuk dalam kelompok populasi dan orang tersebut
disebut sebagai kasus primer. Kasus pertama yang mejadi perhatian dari seorang
ahli epidemiologi disebut kasus indeks. Kasus indeks tidak harus selalu kasus
primer, tetapi juga bisa menjadi kasus primer mereka yang terjangkit dan mejadi
sakit begitu penyakit menyerang masyarakat dan mereka yang terjangkit akibat
kontak dengan kasus primer disebut sebagai kasus sekunder.
Kasus
baru adalah bagian dari insidensi dan diperlukan demikian. Kasus baru dapat
merupakan kejadian pertama kali atau bisa juga merupakan kasus baru untuk
penyakit yang sama. Kasus sangkaan adalah individu atau sekelompok individu
yang memperlihatkan semua tanda dan gejala penyakit atau kondisi walaupun belum
terdiagnosis sebagai orang yang berpenyakit dan juga tidak memiliki penyebab
gejala yang dikaitkan dengan patogen tertentu .
B. Status Kesehatan
Perilaku
sakit diartikan sebagai segala bentuk tindakan yang dilakukan oleh individu
yang sedang sakit agar memperoleh kesembuhan, sedangkan perilaku sehat adalah
tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatannya, termasuk pencegahan penyakit, perawatan kebersihan diri (personal
hygiene), penjagaan kebugaran melalui olahraga dan makanan bergizi. Perilaku
sehat ini di perlihatkan oleh individu-individu yang merasa dirinya sehat
meskipun secara medis belum tentu mereka betul-betul sehat. Penilaian medis
bukanlah merupakan satu-satunya kriteria yang menentukan tingkat kesehatan
sesorang. Banyak keadaan di mana individu dapat melakukan fungsi sosialnya
secara normal padahal secara medis menderita penyakit. Sebaliknya, tidak jarang
pula individu merasa terganggu secara sosial psikologis padahal sacara medis
mereka tergolong sehat. Penilaian individu terhadap status kesehatannya ini
merupakan salah satu faktor yang menentukan perilakunya, yaitu perilaku sehat
jika dia merasa dirinya sakit. Orang yang berpenyakit, belum tentu
mengakibatkan perubahan perannya dalam masyarakat, sedangkan orang sakit
biasanya akan menyebabkan perubahan
perannya dalam lingkungan keluarga atau masyarakatnya. Orang yang sakit
tidak dapat menjalankan tugas-tugasnya dilingkungam kerja dan keluarganya
sehingga fungsinya itu harus di gantikan oleh orang lain. Kadang-kadang peranan
orang yang sakit itu sedemikian luasnya sehingga peran yang di tinggalkannya
itu tidak cukup di gantikan oleh satu orang saja melainkan harus digantikan
oleh beberapa orang. Hal ini tentu saja akan mengakibatkan perubahan dalam
system social/lingkungan yang langsung berhubungan dengan si sakit. Dalam
kehidupan sosial, orang-orang yang tergolong “medically iII” dan “martyr” dapat
lebih mudah di terima oleh anggota masyarakat sebab penyakit mereka tidak
mengganggu interaksi social mereka. Sebaliknya, orang akan merasa terganggu bila
berhubungan dengan “hypochondriacal” atau “socially iII”.
C. Klasifikasi Penyakit
Klasifikasi
penyakit adalah penyusunan ke dalam kelompok tertentu berdasarkan hubungan
antara kelompok dengan sifat-sifat yang dimiliki. Penyakit yang bermacam-macam
ini memang perlu juga pengelompokkan. Keingingan mengetahui keberadaan penyakit
tidaklah harus berhenti pada diagnosis saja. Kegiatan lain yang tidak kalah
pentingnya setelah diagnosis adalah melakukan klasifikasi.
Klasifikasi
penyakit dapat dilakukan berdasarkan agen penyebabnya, patologi penyakit, organ
yang terserang, cara pengobatannya, cara penularannya, cara masuk, atau
keluarnya penyakit dan faktor keter-paparan atau kepekaannya. Beberapa bentuk
klasifikasi yang sering dipakai adalah Penyakit menular dan tidak menular
Dalam
penyakit juga terdapat atau memiliki rentan keseriusan, efek, durasi,
keseriusan, dan keluasan berdasarkan hal tersebut dan variabel lainnya,
penyakit juga diklasifikasikan menjadi tiga tingkatan yaitu akut, sub akut, dan
kronis.
1. Penyakit
Menular
Penyakit
menular adalah penyakit yang dapat ditularkan dari orang satu ke orang lain
baik secara langsung maupun melalui perantara.atau dapat juga didefinisikan
sebgaiPenyakit yang disebabkan oleh kuman yang menyerang tubuh manusia. Kuman
dapat berupa virus, bakteri, amuba, atau jamur.
a. Cara
Penularannya melalui air, melalui udara, melalu kelamin ,melalui kulit dan
malalui binatang.
b. Macam-macam
penyakit menular yaitu batuk rejan (pertusis), cacar Air (varicella), demam
berdarah, diare, hepatitis (A,B,C) , Influenza, malaria, tuberkulosis, kurap,
kudis, flu burung, HIV dll.
2. Penyakit
Tidak Menular
Penyakit
yang tidak disebabkan oleh kuman, tetapi disebabkan karena adanya problem
fisiologis atau metabolisme pada jaringan tubuh.
Macam-macam
penyakit tidak menular adalah cacat fisik, gangguan mental, kanker, penyakit
degeneratif, penyakit gangguan metabolisme, dan kelainan-kelainan organ tubuh
lain seperti penyakitjantung, pembuluh
darah, penyakit tekanan darah tinggi, penyakit kencingmanis, osteoporosis,
kanker usus dan depresi dankecemasan.
3. Tingkatan
Penyakit Berdasarkan Keseriusan, Efek, Durasi, Keseriusan dan Keluasan.
a. Akut
Relatif
parah, berdurasi pendek dan sering kali dapat diobati, biasanya penderita akan
sembuh atau meninggal.
b. Sub
Akut
Keparahan
dan durasinya sedang, memiliki beberapa aspek akut dari penyakit, tetapi
durasinya lebih panjang, tingkat keparahannya dapat menurunkan status kesehatan
penderita, durasinya lebih panjangdari penyakit akut, penderita pada akhirnya
diperkirakan sembuh dan pulih secara total serta penyakitnya tidak berkembang
menjadi penyakit kronis.
c. Kronis
Tidak
terlalu parah, tetapi durasinya lama dan terus-menerus, berakhir dalam jangka
waktu yang lama jika bukan seumur hidup. Pasien mungkin tidak akan pulih
seperti sedia kala dan penyakit sewaktu-waktu dapat memburuk. Kehidupan mungkin
tidak langsung terancam, tetapi penyakit mungkin berlangsung dalam jangka waktu
sangat lama.
Thorson
pada tahun 1995 mengatakan bahwa pada dasarnya ada 6 penyakit utama yang
menyebabkan penyakit kronis dan bisa menimbulkan kematian pada seseorang yang
berusia lebih dari 65 tahun yaitu penyakit jantung, stroke, kanker,Penyakit
paru obstruksi kronis (PPOK), Pneumonia (influenza), Diabetes Militus (kencing
Manis).
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kasus
adalah seseorang yang terdiaknosis mengalami penyakit.
2. Penilaian
individu terhadap status kesehatannya ini merupakan salah satu faktor yang
menentukan perilakunya, yaitu perilaku sehat jika dia merasa dirinya sakit.
3. Klasifikasi
penyakit adalah penyusunan ke dalam kelompok tertentu berdasarkan hubungan
antara kelompok dengan sifat-sifat yang dimiliki.
4. Dalam
penyakit juga terdapat atau memiliki rentan keseriusan, efek, durasi,
keseriusan, dan keluasan berdasarkan hal tersebut dan variabel lainnya,
penyakit juga diklasifikasikan menjadi tiga tingkatan yaitu akut, sub akut, dan
kronis.
B. Saran
Kita
sebagai anggota masyarakat harus mengubah persepsi kita tentang sehat dan sakit
agar mendekati konsep yang lebih objektif dan menggunakan sarana kesehatan
sesuai yang diharapkan.