BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara
makhluk hidup dengan lingkungannya. Hubungan ini sangat erat dan kompleks
sehingga menyatakan bahwa ekologi adalah biologi lingkungan (environmental biology). Tumbuhan
merupakan organisme autuotrof yang tersebar hampir di seluruh permukaan bumi.
Tumbuhan merupakan tonggak dari ekosistem. Hal itu karena tumbuhan adalah
produsen utama bagi ekosistem datar maupun laut, sehingga tumbuhan menjadi
unsur penting dalam rantai makanan dan jaring-jaring kehidupan untuk
perkembangan makhluk hidup
Jadi, ekologi tumbuhan adalah cabang ilmu yang
mempelajari hubungan antara makhluk hidup terkhusus tumbuhan dengan
lingkungannya.
Persaingan dalam arti luas ditujukan pada interaksi dua
organisme yang memperebutkan sesuatu yang sama. Persaingan antar jenis adalah
sesuatu interaksi anatara dua atau lebih populasi jenis yang mempengaruhi
pertumbuhannya dan hidupnya secara merugikan. Kecenderungan untuk persaingan
menimbulkan pemisahan secara ekologi jenis yang berdekatan atau yang serupa itu
dikenal sebagai asas pengecualian kompetitif.
Adapun yang melatarbelakangi pembuatan
laporan ini yaitu untuk mempelajari pengaruh jarak tanam (kerapatan tanaman)
terhadap laju pertumbuhan tinggi tanaman.
1.2
Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari
pengaruh persaingan antara dua jenis tanaman (jagung dan kacang hijau) serta
membandingkan pertumbuhan tanaman yang ditanam secara monospesies dengan
heterospesies.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
Adaptasi adalah setiap sifat
atau bagian yang dimiliki oleh organisme yang berguna bagi kelanjutan hidupnya
pada keadaan sekeliling habitatnya. Sifat-sifat tersebut memungkinkan organisme
atau tanaman mampu menggunakan lebih baik unsur-unsur yang tersedia (hara, air,
suhu, cahaya juga sifat resistensi terhadap pengganggu/penyakit atau hama).
Tamanan dapat mempunyai adaptasi morfologis seperti kekuatan batang atau bentuk
tanaman dan adaptasi fisiologis yang menghasilkan ketahanan parasit, kemampuan
yang lebih besar dalam mengambil unsur-unsur hara atau tahan terhadap
kekeringan. Sebetulnya perbedaan yang jelas tidak ada karena keduanya sama-sama
menggambarkan proses fisiologis. Jadi adaptasi dapat dinyatakan sebagai
kemampuan individu untuk mengatasi keadaan lingkunggan dan menggunakan
sumber-sumber alam lebih baik untuk mempertahankan hidupnya dalam relung
(nisia, niche) yang diduduki (Irwan, 2007).
Faktor-faktor lingkungan
akan mempengaruhi fungsi fisiologis tanaman. Respons tanaman sebagai akibat
faktor lingkungan akan terlihat pada
penampilan tanaman. Tumbuhan menyesuaikan diri dengan lingkungannya, disini
terlihat bahwa tumbuhan saling mempengaruhi dengan lingkungannya. Begitu pula
biasanya vegetasi yang tumbuh disekitar ekosistem tersebut juga spesifik atau
tertentu. Karena hanya tumbuhan yang sesuai dan cocok saja yang dapat hidup
berdampingan. Tumbuhan pun mempunyai sifat menolak terhadap tumbuhan yang tidak
disukainya, yaitu dengan mengeluarkan zat kimia yang dapat bersifat bagi jenis
tertentu. Sifat tersebut dinamakan allelopati (Irwan, 2007).
Semua interaksi populasi
wajar terjadi di dalam komunitas dan dapat segera diketahuim dan dipelajari,
paling tidak secara kualitas, sekalipun di dalam komunitas yang sangat
kompleks. Untuk sepasang jenis tertentu tipe interaksi ini dapat berubah di
bawah keadaan yang berlainan atau selama tahap-tahap yang berturut-turut dalam
masa hidupnya. Jadi, dua jenis daPat memperlihatkan parasitime pada satu saat,
kommensalisme pada saat lain, dan betul-betul netral pada saat lain lagi (Odum,
1996).
Menurut Irwan (2007), ada beberapa faktor yang
menyebabkan terjadinya hubungan sesama tanaman yaitu:
1. Adanya
kompetisi yang disebabkan kekurangan sumber energy atau sumber daya lainnya
yang terbatas seperti sinar matahari, unsur hara, dan air. Kompetisi ini
disebut juga alelospoli.
2. Tumbuhan
tertentu baik masih hidup atau sudah mati menghasilkan senyawa kimia yang dapat
mempengaruhi tumbuhan lain. Senyawa kimia tersebut disebut allelopati.
3. Adanya
pengaruh baik fisik maupun maupun biologis lingkungan yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan jenis-jenis tumbuhan yang bertindak sebagai tuan
rumah atau inang.
Kompetisi dapat
didefenisikan sebagai salah satu bentuk interaksi antar tumbuhan yang saling
memperebutkan sumber daya alam yang tersedia terbatas pada lahan dan waktu sama
yang menimbulkan dampak negatif terhadap pertumbuhan dan hasil salah satu jenis
tumbuhan atau lebih. Sumber daya alam tersebut, contohnya air, hara, cahaya,
CO2, dan ruang tumbuh (Kastono,2005).
Asosiasi dari dua jenis
tumbuhan yang saling berinteraksi dapat bersifat positif atau negatif, dimana
nilai positif menunjukkan terdapatnya hubungan yang bersifat mutualistik saling
menguntungkan, sedangkan nilai negatif adalah sebaliknya (Michael, 1994).
Persaingan dalam arti luas
ditujukan pada interaksi dua organisme yang memperebutkan sesuatu yang sama.
Persaingan antar jenis adalah sesuatu interaksi antara dua atau lebih populasi
jenis yang mempengaruhi pertumbuhannya dan hidupnya secara merugikan.
Kecenderungan untuk persaingan menimbulkan pemisahan secara ekologi jenis yang
berdekatan atau yang serupa itu dikenal sebagai asas pengecualian kompetitif
(Odum, 1996).
Asosiasi antar dua populasi
jenis berakibat atau menghasilkan pengaruh-pengaruh positif tersebar sangat luas dan barangkali sepenting
persaingan, parasitisme dan sebagainya, di dalam menentukan sifat populasi dan
komunitas. Interaksi positif dapat ditinjau dalam seri-seri evaluasuioner
adalah komensalisme yaitu satu populasi memperoleh keuntungan dan mutualisme
yaitu kedua populasi memperoleh keuntungan dan keduanya menjadi saling
tergantung (Odum, 1996).
Asosiasi antar jenis
tumbuhan menunjukkan besarnya tingkat kebersamaan diantara jenis-jenis penyusun
suatu komunitas. Beberapa jenis di dalam komunitas dapat bersama-sama menghuni
suatu habitat. Kehadiran mereka sering ditentukan oleh besarnya kemungkinan
atau peluang tersebar di dalam komunitasnya. Hal ini adalah hasil dari hubungan
simbiosis, interaksi timbal balik rantai makan-memakan atau besarnya nilai
kemiripan dalam adaptasi dan respon terhadap kondisi lingkungan ekologis
setempat (Setiadi, 1989).
Interaksi yang bersifat
persaingan sering melibatkan ruang, pakar atau hara, bahan-bahan buangan atau
sisa, susceptibilitas terhadap pemangsa, penyakit dsb, dan banyak lagi tipe
interaksi timbal balik atau bersama. Persaingan antar jenis dapat berakibat
dalam penyesuaian keseimbangan dua jenis atau dapat berakibat dalam penggantian
populasi jenis satu dengan yang lainnya atau memaksa yang satunya untuk
menempati tempat lain atau menggunakan hara lain (Odum, 1996).
Interaksi antarkomponen
ekologi dapat merupakan interaksi antarorganisme, antarpopulasi, dan
antarkomunitas. Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang
lain. Tiap individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis
atau lain jenis, baik individu dalam satu populasinya atau individu-individu
dari populasi lain. Interaksi demikian banyak kita lihat di sekitar kita.
Interaksi antar organisme dalam komunitas ada yang sangat erat dan ada yang
kurang erat. Interaksi antarorganisme adalah predasi, parasitisme,
komensalisme, dan mutialisme (Naughton, 1973).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan tempat
Adapun
waktu dan tempat pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai berikut :
Hari/Tanggal : Rabu, 20 Maret
2013
Waktu : 15.30 WITA - selesai
Tempat : Depan
Gedung Jurusan Biologi FMIPA UNTAD
3.2 Alat dan bahan
Adapun
alat dan bahan pada saat praktikum adalah sebagai berikut :
A. Alat
a. Polybag
b. Ember
c. Skop
d. Tipe X
B. Bahan
a. Biji Jagung
b. Biji Kacang hijau
c. Tanah
d. Air
3.3 Prosedur Kerja
Adapun
prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Menyediakan beberapa polibeg yang telah berisi
tanah.
2. Memilih kacang hijau dan jagung yang masih
baik.
3. Menanam biji tersebut ke dalam pot yang sudah disediakan
dengan pengaturan penanaman (perlakuan ) sebagai berikut :
a. 2 biji kacang hijau dan 2 biji jagung
b. 4 biji kacang hijau sebagai kontrol
c. 4 biji jagung sebagai kontrol
4. Menyiram setiap hari sampai tanaman berumur 4
minggu.
BAB
IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan dalam praktikum ini adalah
sebagai berikut :
No.
|
Gambar
Pengamatan
|
Keterangan
|
1.
|
|
Polibeg 1 :
2 biji jagung dan 2 biji kacang hijau
|
2.
|
|
Polibeg 2 :
4 biji kacang hijau sebagai kontrol
|
3.
|
|
Polibeg 3 :
4 biji jagung sebagai kontrol
|
No.
|
Perlakuan
|
Minggu
|
Keterangan
|
|||
I (cm)
|
II (cm)
|
III (cm)
|
IV (cm)
|
|||
1.
|
2 biji jagung dan 2 biji kacang hijau
|
3,5
|
9,1
|
14,8
|
17,1
|
2 jagung tumbuh sedangkan 2 kacang hijau
tidak tumbuh
|
4,1
|
9,6
|
15,4
|
20,4
|
|||
_
|
_
|
_
|
_
|
|||
_
|
_
|
_
|
_
|
|||
2.
|
4 biji kacang hijau sebagai kontrol
|
5,2
|
9,1
|
14,7
|
18,8
|
2 kacang hijau yang tumbuh sedangkan 2
kacang hijau lainnya tidak tumbuh
|
4,7
|
8,3
|
12,4
|
16,1
|
|||
_
|
_
|
_
|
_
|
|||
_
|
_
|
_
|
_
|
|||
3.
|
4 biji jagung sebagai kontrol
|
_
|
_
|
_
|
_
|
1 jagung yang tumbuh sedangkan 3 jagung
lainnya tidak tumbuh
|
_
|
_
|
_
|
_
|
|||
3,8
|
8,5
|
15,9
|
21,8
|
|||
_
|
_
|
_
|
_
|
4.2
Pembahasan
Kompetisi
adalah interaksi antar individu yang muncul akibat kesamaan kebutuhan akan
sumberdaya yang bersifat terbatas, sehingga membatasi kemampuan bertahan
(survival), pertumbuhan dan reproduksi individu penyaing.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi kompetisi antar tumbuhan dapat berasal dari faktor internal
dan eksternal. Faktor internal yaitu kemampuan biji atau tumbuhan tersebut
untuk bertahan hidup berdampingan dengan
tumbuhan lain. Faktor eksternal yaitu perebutan antartanaman diantaranya
intensitas cahaya, unsur hara, suhu, air, oksigen, dan karbondioksida. Selain
faktor yang menjadi perebutan, ada juga faktor yang mempengaruhi keadaan
fisiologis pertumbuhan tanaman diantaranya kondisi tanah, kelembaban tanah,
udara, angin, dan gangguan dari spesies-spesies tertentu di suatu habitat juga
dapat berpengaruh terhadap kelangsungan
hidup dan fisiologis tumbuhan.
Berdasarkan
hasil pengamatan pada minggu pertama sampai minggu keempat, pada polybag
pertama yang ditanami 2 biji kacang hijau dan 2 biji jagung, tanaman yang
tumbuh lebih cepat dan perkembangannya baik yaitu kacang hijau sedangkan
pertumbuhan jagung tidak terlalu cepat. Penyerapan akar tanaman kacang hijau
juga lebih baik daripada jagung dan penyampaian suplai makanan ke seluruh
bagian tubuh tanaman berjalan dengan baik daripada jagung. Hal ini disebabkan
karena faktor lingkungan yang diterima oleh tanaman kacang hijau lebih baik
sehingga pertumbuhannya lebih cepat daripada jagung.
Dari
jenis tanaman yang ditanami, tanaman yang mampu bertahan hidup dengan baik dan
tumbuh cepat adalah kacang hijau daripada jagung. Hal ini disebabkan karena
faktor lingkungan misalnya kualitas kesuburan
tanah, suhu, iklim, sumber air dan lain-lain.
Pada
polybag kedua yang ditanami 4 biji kacang hijau sebagai kontrol. Kacang hijau
mengalami pertumbuhan dengan tinggi tanaman yang sangat cepat. Hal ini
disebabkan oleh kesalahan dari praktikan karena polybag diletakkan di tempat
yang kurang dari cahaya matahari sehingga tinggi tanaman menjadi lebih tinggi
dari biasanya dan daun dari kecambah berwarna kekuningan.
Pada
polybag ketiga yang ditanami 4 biji jagung sebagai kontrol. Jagung mengalami
pertumbuhan dengan tinggi tanaman 4,35 cm. Pertumbuhan ini jika dibandingkan
dengan tinggi tanaman jagung yang berada di polybag pertama jauh lebih baik.
Hal ini disebabkan karena pertumbuhan dari tanaman jagung menerima keseluruhan
kebutuhan hidupnya berupa suhu, air, cahaya matahari daripada jagung yang
berada di polybag pertama dan juga disebabkan karena kompetisi atau persaingan
dari jagung dan kacang hijau yang terus berlangsung karena berada pada media
yang sama.
Apabila dibandingkan dengan literatur kompetisi atau persaingan yang
terjadi antara tanaman jagung dengan kacang hijau dinamakan sebagai persaingan
Kompetisi interspesifik adalah persaingan yang terjadi pada tanaman yang
berbeda jenis. Kompetisi ini dapat terjadi karena tumbuhan tersebut saling
memperebutkan unsur hara yang terdapat dalam tanah dimana kedua tanaman tersebut
ditanam (Michael, 1994).
BAB
V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan dan pengamatan yang dilakukan terhadap tanaman jagung
dan kacang hijau, maka dapat ditarik kesimpulan adalah sebagai berikut
:
1. Pertumbuhan
kacang hijau lebih cepat daripada pertumbuhan jagung. Kacang hijau merupakan
pemenang dari kompetisi antar tanaman berbeda jenis (interspesific).
2. Faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan kompetisi antar tanaman berbeda jenis adalah jenis tanaman, kepadatan atau jarak tanaman,
luas lahan tanam dan waktu lamanya tanaman hidup.
5.2 Saran
Berdasarkan praktikum yang telah
dilaksanakan sebaiknya asisten lebih mengawasi dan mendampingi praktikan agar
praktikum berlangsung dengan lancar.
DAFTAR
PUSTAKA
Gause. 2007. Biology
Science Education. Sunda Kelapa: Bandung
Irwan, Z.D.. 2007. Prinsip-Prinsip Ekologi.
Bumi Aksara: Jakarta.
Kastono.
2005. Ilmu Ekologi Tumbuhan. Yudhistira:
Jakarta.
Michael.
1994. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Lapangan dan Laboratorium. UI Press .
Jakarta.
Naughhton.1973.
Ekologi Umum edisi Ke 2. UGM Press Yogyakarta Odum, E.P. 1971. Dasar-dasar
Ekologi (diterjemahkanTjahjono, S. dan Srigandono, B) Yogyakarta: Penerbit
Universitas Gajah Mada.
Odum. 1996. Dasar-dasar Ekologi. UGM Press :
Yogyakarta.
Setiadi,
Dedi, Muhadiono, Ayip Yusron.1989. Penuntun Praktikum Ekologi.PAU Ilmu Hayat
IPB: Bogor.