Minggu, 12 Januari 2014

Makalah Diagnosa dan Klasifikasi Penyakit

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Epidemiologi di dasarkan pada pengujian penelitian dan pengkajian terhadap efek suatu penyakit, kesakitan dan cidera di dalam kelompok serta populasi. Akan tetapi ahli epidemiologi jangan sampai menutup mata terhadap fakta bahwa masyarakat atau kelompok memang terdiri dari individu-individu. Status penyakit setiap individu unilah yang membentuk kasus-kasus penyakit. Setiap kasus atau orang yang berpenyakit menjadi sangat penting dalam investigasi epidemiologi.
Persepsi masyarakat tentang kriteria tubuh sehat atau sakit, sifatnya tidaklah selalu obyektif. Bahkan lebih banyak unsur subjektif dalam menentukan kondisi tubuh seseorang. Persepsi masyarakat tentang sehat/sakit ini sangatlah di pengaruhi oleh unsur pengalaman masa lalu, disamping unsur sosial budaya.
Secara ilmiah penyakit di artikan sebagai gangguan fungsi fisiologis dari suatu organisme sebagai akibat dari infeksi atau tekanan dari lingkungan. Jadi penyakit itu bersifat objektif. Sebaliknya sakit adalah penilaian individu terhadap pengalaman menderita suatu penyakit fenomena subjektif ini di tandai dengan perasaan tidak enak. Selama sesorang masih mampu melaksanakan fungsinya seperti biasa maka orang itu masih di katakan sehat.
Dinegara-negara seperti Indonesia masih ada satu tahap lagi yang di lewati banyak penderita sebelum mereka datang ke petugas kesehatan, yaitu pergi berobat ke dukun atau ahli-ahli pengobatan tradisional lainnya. Dengan demikian makin parahlah keadaan penderita jika akhirnya meminta pertolongan seorang dokter, oleh sebab itu petugas kesehatan perlu menyelidiki persepsi tersebut sampai berkembang sedemikian rupa dan setelah itu mengusahakan mengubah persepsi tersebut agar mendekati konsep yang lebih objektif. Dengan cara ini maka penggunaan sarana kesehatan diharapkan dapat lebih di tingkatkan.
B.  Rumusan Masalah
1.      Mengetahui defenisi kasus
2.      Mengetahui status kesehatan
3.      Mengetahui klasifikasi penyakit

C.  Tujuan dan Manfaat
1.      Mengetahui definisi penyakit secara umum
2.      Mengetahui gambaran status kesehatan secara umum di masyarakat
3.      Mengetahui dan menjelaskan mengenai klasifikasi penyakit secara umum

BAB II
PEMBAHASAN
A.  Definisi Kasus
Definisi kasus secara dini karena ada beragam kriteria yang digunakan untuk megidentifikasi kasus dalam epidemiologi. Kasus adalah seseorang yang terdiaknosis mengalami penyakit. Setiap individu dalam kelompok masyarakat yang diidentifikasi mengalami suatu penyakit, ketidakmampuan, cedera atau suatu kondisi, juga dinyatakan sebagai kasus. Catatan klinis individu, seseorang yang teridentifikasi setelah melalui proses skirining, seseorang yang teridentifikasi melalui survei penduduk, atau data registrasi umum, bisa juga menjadi satu kasus epidemiologi. Dengan demikian, definisi kasus dalam epidemiologi tidak sama dengan konsep kasus dalam epidemiologi.
Saat menetapkan terjadinya suatu epidemi ahli epidemiologi harus mencari kasus pertama dari penyakit yang masuk dalam kelompok populasi dan orang tersebut disebut sebagai kasus primer. Kasus pertama yang mejadi perhatian dari seorang ahli epidemiologi disebut kasus indeks. Kasus indeks tidak harus selalu kasus primer, tetapi juga bisa menjadi kasus primer mereka yang terjangkit dan mejadi sakit begitu penyakit menyerang masyarakat dan mereka yang terjangkit akibat kontak dengan kasus primer disebut sebagai kasus sekunder.
Kasus baru adalah bagian dari insidensi dan diperlukan demikian. Kasus baru dapat merupakan kejadian pertama kali atau bisa juga merupakan kasus baru untuk penyakit yang sama. Kasus sangkaan adalah individu atau sekelompok individu yang memperlihatkan semua tanda dan gejala penyakit atau kondisi walaupun belum terdiagnosis sebagai orang yang berpenyakit dan juga tidak memiliki penyebab gejala yang dikaitkan dengan patogen tertentu .
B.  Status Kesehatan
Perilaku sakit diartikan sebagai segala bentuk tindakan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit agar memperoleh kesembuhan, sedangkan perilaku sehat adalah tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, termasuk pencegahan penyakit, perawatan kebersihan diri (personal hygiene), penjagaan kebugaran melalui olahraga dan makanan bergizi. Perilaku sehat ini di perlihatkan oleh individu-individu yang merasa dirinya sehat meskipun secara medis belum tentu mereka betul-betul sehat. Penilaian medis bukanlah merupakan satu-satunya kriteria yang menentukan tingkat kesehatan sesorang. Banyak keadaan di mana individu dapat melakukan fungsi sosialnya secara normal padahal secara medis menderita penyakit. Sebaliknya, tidak jarang pula individu merasa terganggu secara sosial psikologis padahal sacara medis mereka tergolong sehat. Penilaian individu terhadap status kesehatannya ini merupakan salah satu faktor yang menentukan perilakunya, yaitu perilaku sehat jika dia merasa dirinya sakit. Orang yang berpenyakit, belum tentu mengakibatkan perubahan perannya dalam masyarakat, sedangkan orang sakit biasanya akan menyebabkan perubahan  perannya dalam lingkungan keluarga atau masyarakatnya. Orang yang sakit tidak dapat menjalankan tugas-tugasnya dilingkungam kerja dan keluarganya sehingga fungsinya itu harus di gantikan oleh orang lain. Kadang-kadang peranan orang yang sakit itu sedemikian luasnya sehingga peran yang di tinggalkannya itu tidak cukup di gantikan oleh satu orang saja melainkan harus digantikan oleh beberapa orang. Hal ini tentu saja akan mengakibatkan perubahan dalam system social/lingkungan yang langsung berhubungan dengan si sakit. Dalam kehidupan sosial, orang-orang yang tergolong “medically iII” dan “martyr” dapat lebih mudah di terima oleh anggota masyarakat sebab penyakit mereka tidak mengganggu interaksi social mereka. Sebaliknya, orang akan merasa terganggu bila berhubungan dengan “hypochondriacal” atau “socially iII”.
C.  Klasifikasi Penyakit
Klasifikasi penyakit adalah penyusunan ke dalam kelompok tertentu berdasarkan hubungan antara kelompok dengan sifat-sifat yang dimiliki. Penyakit yang bermacam-macam ini memang perlu juga pengelompokkan. Keingingan mengetahui keberadaan penyakit tidaklah harus berhenti pada diagnosis saja. Kegiatan lain yang tidak kalah pentingnya setelah diagnosis adalah melakukan klasifikasi.
Klasifikasi penyakit dapat dilakukan berdasarkan agen penyebabnya, patologi penyakit, organ yang terserang, cara pengobatannya, cara penularannya, cara masuk, atau keluarnya penyakit dan faktor keter-paparan atau kepekaannya. Beberapa bentuk klasifikasi yang sering dipakai adalah Penyakit menular dan tidak menular
Dalam penyakit juga terdapat atau memiliki rentan keseriusan, efek, durasi, keseriusan, dan keluasan berdasarkan hal tersebut dan variabel lainnya, penyakit juga diklasifikasikan menjadi tiga tingkatan yaitu akut, sub akut, dan kronis.
1.      Penyakit Menular
Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan dari orang satu ke orang lain baik secara langsung maupun melalui perantara.atau dapat juga didefinisikan sebgaiPenyakit yang disebabkan oleh kuman yang menyerang tubuh manusia. Kuman dapat berupa virus, bakteri, amuba, atau jamur.
a.       Cara Penularannya melalui air, melalui udara, melalu kelamin ,melalui kulit dan malalui binatang.
b.      Macam-macam penyakit menular yaitu batuk rejan (pertusis), cacar Air (varicella), demam berdarah, diare, hepatitis (A,B,C) , Influenza, malaria, tuberkulosis, kurap, kudis,  flu burung, HIV dll.
2.      Penyakit Tidak Menular
Penyakit yang tidak disebabkan oleh kuman, tetapi disebabkan karena adanya problem fisiologis atau metabolisme pada jaringan tubuh.
Macam-macam penyakit tidak menular adalah cacat fisik, gangguan mental, kanker, penyakit degeneratif, penyakit gangguan metabolisme, dan kelainan-kelainan organ tubuh lain seperti  penyakitjantung, pembuluh darah, penyakit tekanan darah tinggi, penyakit kencingmanis, osteoporosis, kanker usus dan depresi dankecemasan.
3.      Tingkatan Penyakit Berdasarkan Keseriusan, Efek, Durasi, Keseriusan dan Keluasan.
a.    Akut
Relatif parah, berdurasi pendek dan sering kali dapat diobati, biasanya penderita akan sembuh atau meninggal.
b.      Sub Akut
Keparahan dan durasinya sedang, memiliki beberapa aspek akut dari penyakit, tetapi durasinya lebih panjang, tingkat keparahannya dapat menurunkan status kesehatan penderita, durasinya lebih panjangdari penyakit akut, penderita pada akhirnya diperkirakan sembuh dan pulih secara total serta penyakitnya tidak berkembang menjadi penyakit kronis.
c.       Kronis
Tidak terlalu parah, tetapi durasinya lama dan terus-menerus, berakhir dalam jangka waktu yang lama jika bukan seumur hidup. Pasien mungkin tidak akan pulih seperti sedia kala dan penyakit sewaktu-waktu dapat memburuk. Kehidupan mungkin tidak langsung terancam, tetapi penyakit mungkin berlangsung dalam jangka waktu sangat lama.
Thorson pada tahun 1995 mengatakan bahwa pada dasarnya ada 6 penyakit utama yang menyebabkan penyakit kronis dan bisa menimbulkan kematian pada seseorang yang berusia lebih dari 65 tahun yaitu penyakit jantung, stroke, kanker,Penyakit paru obstruksi kronis (PPOK), Pneumonia (influenza), Diabetes Militus (kencing Manis).

BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
1.      Kasus adalah seseorang yang terdiaknosis mengalami penyakit.
2.      Penilaian individu terhadap status kesehatannya ini merupakan salah satu faktor yang menentukan perilakunya, yaitu perilaku sehat jika dia merasa dirinya sakit.
3.      Klasifikasi penyakit adalah penyusunan ke dalam kelompok tertentu berdasarkan hubungan antara kelompok dengan sifat-sifat yang dimiliki.
4.      Dalam penyakit juga terdapat atau memiliki rentan keseriusan, efek, durasi, keseriusan, dan keluasan berdasarkan hal tersebut dan variabel lainnya, penyakit juga diklasifikasikan menjadi tiga tingkatan yaitu akut, sub akut, dan kronis.

B.  Saran

Kita sebagai anggota masyarakat harus mengubah persepsi kita tentang sehat dan sakit agar mendekati konsep yang lebih objektif dan menggunakan sarana kesehatan sesuai yang diharapkan.