Minggu, 12 Januari 2014

Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan "Daerah Tumbuh"

BAB I
PENDAHULUAN
 A. Latar Belakang
Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume yang bersifat irreversibel (tidak dapat balik) dan terjadi karena adanya pertambahan jumlah sel dan pembesaran dari tiap-tiap sel. Pada proses pertumbuhan biasa disertai dengan terjadinya perubahan bentuk. Pertumbuhan dapat di ukur dan dinyatakan secara kuantitatif.
Pada umumnya daerah pertumbuhan terletak pada bagian bawah meristem apikal dari tunas dan akar. Kebanyakan pertumbuhan terjadi pada fase pendewasaan sel dan hanya sedikit kenaikan volumenya. Ujung akar dan ujung tajuk pertumbuhan dan tepat di atas nodus tumbuhan monokotil, atau di dasar daun rerumputan, meristem apikal tajuk dan meristem apikal akar terbentuk selama proses perkembangan embrio saat pembentukan biji dan disebut meristem primer. Daerah tumbuh pada tumbuhan terjadi pada meristem apikal yang dimana pertumbuhannya berbeda-beda baik di akar maupun di batang.

B. Tujuan
Adapun tujuan praktikum fisiologi tumbuhan yaitu mengamati daerah tumbuh pada akar dan batang.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan proses yang penting dalam kehidupan dan perkembangbiakan suatu spesies. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung secara terus-menerus sepanjang daur hidup, tergantung pada tersedianya meristem, hasil asimilasi, hormon dan substansi pertumbuhan lainnya, serta lingkungan yang mendukung. Secara empiris, pertumbuhan tanaman dapat dikatakan sebagai suatu fungsi dari genotipe X lingkungan (internal dan eksternal) (Fahn, 1992).
Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan yang tidak dapat balik dalam ukuran pada semua sistem biologi.  Pertumbuhan ini digambarkan dengan kurva yang sigmoid.  Proses pertumbuhan ini diatur oleh pesan hormonal dan respon dari lingkungan (panjang hari, temperatur rendah, perubahan persediaan air).  Pertumbuhan berikutnya disebut diferensiasi, yang didefinisikan sebagai pengontrolan gen dan hormonal serta lingkungan yang merubah struktur dan biokimiawi perubahan ini terjadi pada hewan dan tanaman saat berkembang (Kaufman, 1975).
Pertumbuhan primer untuk memperpanjang sumbu tubuh dan perkembangan sekunder adalah untuk meningkatkan diameter sumbu. Pertumbuhan sekunder dalan akar akan terjadi penebalan sekunder kambiumnya besar dari benang-benang meristem dalam jaringan prokambium atau jaringan perenkimatis yang terletak pada kelompok-kelompok floem primer dan pusat stele (Heddy, 1987).
Letak pertumbuhan adalah pada meristem apikal, lateral, dan interkalar. Pertumbuhan ujung cenderung menghasilkan pertambahan panjang, pertumbuhan lateral menghasilkan pertambahan lebar. Pertambahan panjang batang terjadi di meristem interkalar, memerlukan tambahan sumber hormon pertumbuhan dan mempunyai jumlah sel ataupun aktifitas sel yang rendah  (Campbell, 1999).
Daerah meristematis pucuk batang mengalami pertumbuhan primer seperti yang terjadi pada akar. Namun, caranya lebih kompleks karena tidak hanya proliferasi aksis batang namun juga pembentukan organ lateral lainnya. Pembelahan sel pada batang umumnya terjadi pada internodus paling atas. Selama periode pertumbuhan aktif, meristem ujung batang yang tipis, berdinding lembut dan isodiametris, aktif melakukan proliferasi sel. Pemanjangan sel diperpanjang sepanjang internodus. Semakin jauh dari internodus maka kecepatan pemanjangan semakin lambat. Daerah pemanjangan di belakang ujung batang biasanya 10 cm panjangnya (Loveless, 1991).
Menurut Campbell (1999), proses pemanjangan tunas terjadi melalui pertumbuhan ruas yang sedikit lebih tua di bawah ujung tunas tersebut. Pertumbuhan ini disebabkan pembelahan sel dan pemanjangan sel dalam ruas tersebut. Pembelahan sel dan pertumbuhan yang terus menerus sehingga mendorong ke arah pemanjangan batang dan tunas. Salisbury dan Ross (1992), mengemukakan bahwa pada batang yang sedang tumbuh, daerah pembelahan sel batang lebih jauh letaknya dari ujung daripada daerah pembelahan akar, terletak beberapa sentimeter dibawah ujung. Menurut Campbell (1999), sel-sel inisial membentuk sel-sel pada ujung akar yang bersifat meristematis. Pembelahan sel terjadi secara longitudinal dan beberapa ke arah lateral yang menyebabkan akar berbentuk silindris. Sel-sel inisial membentuk sel-sel pada ujung akar yang bersifat meristematis. Pembelahan sel terjadi secara longitudinal dan beberapa ke arah lateral yang menyebabkan akar berbentuk silindris.
Selanjutnya sel-sel dekat ujung akar aktif berproliferasi, dimana terletak tiga zona sel dengan tahapan pertumbuhan primer yang berurutan (zona pembelahan sel, zona pemanjangan dan zona pematangan). Zona pembelahan sel meliputi meristem apikal dan turunannya, yang disebut meristem primer (terdiri dari protoderm, prokambium dan meristem dasar). Meristem apikal yang terdapat di pusat zona pembelahan menghasilkan sel-sel meristem primer yang bersifat meristematik. Zona pembelahan sel bergabung ke zona pemanjangan (elongasi). Di sini sel-sel memanjang sampai sepuluh kali semula, sehingga mendorong ujung akar, termasuk meristem ke depan. Meristem akan mendukung pertumbuhan secara terus-menerus dengan menambahkan sel-sel ke ujung termuda zona pemanjangan tersebut (Campbell, 1999).

BAB III
METODOLOGI
 A. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai berikut :
Hari / tanggal       : Kamis/ 31 November 2013
Pukul                    : 15.00 WITA - selesai
Tempat                 : Laboratorium Biodiversity Jurusan Biologi FMIPA 
       UNTAD
 B. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum adalah sebagai berikut :
a. Alat
1.    Kardus
2.    Karet gelang
3.    Kertas filter
4.    Penggaris
5.    Gelas aqua
b. Bahan
1.    Kecambah kacang hijau  (Phaseolus radiatus) yang berumur 2 minggu
2.    Air
3.    Tinta cina
 C. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum adalah sebagai berikut :
a. Daerah tumbuh pada akar
1.    Mengambil 10 buah kecambah yang akarnya lurus dan panjangnya lebih dari 2 cm. Menandai dengan tinta cina mulai dari ujungnya sebanyak 10 buah garis dengan interval 1 mm.
2.    Meletakkan kecambah dengan menggunakan karet gelang dalam keadaan tegak pada potongan kardus yang telah dibalut dengan karet gelang.
3.    Memasukan potongan kardus yang telah ditempeli kecambah kedalam gelas aqua yang telah diisi sedikit air.
4.    Mengukur jarak masing-masing interval tiap kecambah setelah 48 jam.
b. Daerah tumbuh pada batang
1.    Memilih 20 tanaman yang batangnya lurus. Memberi tanda garis 10 buah dari ujung dengan interval 2 mm pada ujung epikotil tanaman tersebut.
2.    Gelas aqua yang ditanam itu semua diletakkan pada tempat yang terang.
3.    Mengukur jarak masing-masing interval setelah 48 jam pengamatan.

BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
 A. Hasil Pengamatan
Tabel IV.1. Hasil Pengamatan Terhadap Pengukuran Jarak Interval
  Pada Batang Kecambah.
Kecambah
Interval Tiap Garis (cm)
Total Interval (cm)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
I1
0
0
0
0
0
0
0,3
0
0,5
0
0,8
I2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
I3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
I4
0
0
0
0
0
0
0
0
0,3
0
0,3
I5
0
0
0,3
0
0
0
0
0
0
0
0,3
I6
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
I7
0
0
0
0,3
0,3
0
0
0
0
0
0,6
I8
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
I9
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
I10
0
0
0
0
0
0
0
0,3
0
0
0,3

Tabel IV.2. Hasil Pengamatan Terhadap Pengukuran Jarak Interval
                    Pada Akar Kecambah.
Kecambah
Interval Tiap Garis (cm)
Total Interval (cm)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
I1
0,4
0
0
0
0
0
0
0
0,5
0
0,9
I2
0
0
0
0,3
0
0
0
0
0
0
0,3
I3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
I4
0
0
0
0
0
0
0
0,3
0
0
0,3
I5
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
I6
0
0
0
0
0,4
0
0
0
0
0
0,4
I7
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
I8
0
0
0
0,3
0
0
0
0
0
0
0,3
I9
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
I10
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

4.2 Pembahasan
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui daerah tumbuh pada akar dan batang dari kecambah kacang hijau Phaseolus radiatus. 10 kecambah kacang hijau Phaseolus radiatus diberikan tanda pada akar dengan interval 1 mm dan 10 kecambah kacang hijau Phaseolus radiatus diberikan tanda pada batang dengan interval 2 mm dengan menggunakan tinta karena tinta ini tidak luntur pada saat terkena air sehingga garis pada batang maupun akar kecambah tetap ada. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap daerah tumbuh pada akar dan batang kacang hijau (Phaseolus radiatus) selama 48 jam yang di simpan di tempat terang menunjukkan adanya pertambahan panjang pada akar dan batang kecambah kacang hijau tersebut.
Menurut Kaufman (1975), proses pemanjangan akar dan batang bagian yang aktif membelah dan tumbuh serta terdapat zona pembelahan sel yang meliputi meristem apical dan turunannya, zona pemanjangan, dan zona pematangan. Hasil praktikum menunjukkan variasi pertambahan panjang tiap lokus batang dan akar.
Berdasarkan hasil pengamatan batang  kecambah di tempat terang dengan interval awal 2 mm mengalami perubahan hal ini ditunjukkan dengan adanya pertambahan panjang pada beberapa interval batang kecambah. Pertambahan panjang terletak pada kecambah I1 yaitu 0,3 cm pada interval ke 7 dan 0,5 cm pada interval ke 9. Kecambah I4 yaitu 0,3 cm pada interval 9.  Kecambah I5 yaitu 0,3 cm pada interval 3. Kecambah I7 yaitu 0,3 cm pada interval 4 dan 0,3 cm pada interval 5 dan kecambah I10 yaitu 0,3 cm pada interval 8.
Untuk pengamatan akar kecambah pada tempat terang, akar kecambah yang mengalami pertambahan panjang yaitu kecambah I1 dengan pertambahan panjang 0,4 cm pada interval 1 dan 0,5 pada interval 9. Untuk kecambah I2 mengalami pertambahan panjang sebesar 0,3 cm pada interval 4. Untuk kecambah I4 daerah yang mengalami pertambahan panjang yaitu pada interval 8 dengan panjang 0,3 cm. Kecambah I6 mengalami pertambahan panjang pada daerah interval 5 dengan panjang 0,4 cm dan kecambah I8 mengalami pertambahan panjang 0,3 cm pada daerah interval 4.
Menururt Kaufman (1975), aktivitas meristem apeks batang yang terletak pada bagian batang yang aktif membelah dan tumbuh yang mengakibatkan batang tumbuh memanjang yang kemudian disebut pertumbuhan primer. Hal ini tentunya tidak sesuai dengan hasil pengamatan yang diperoleh karena ada beberapa interval kecambah yang tidak mengalami pertumbuhan yang mungkin disebabkan karena kinerja dari hormon pertumbuhan tanaman (auksin) tidak bekerja secara optimal. Pada hasil pengamatan bagian batang yang mengalami pemanjangan yaitu meristem apeks yang terletak pada titik tumbuh yaitu epikotil (ruas batang di atas daun lembaga yang akan tumbuh menjadi batang).
Meristem apikal atau meristem apeks juga terdapat pada bagian ujung akar sehingga seharusnya pada akar kecambah juga terjadi pertambahan panjang, tetapi pada percobaan kali ini hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan literatur karena pada daerah tumbuh akar ada yang tidak mengalami pertambahan yaitu I2, I4 dan I6. Hal ini mungkin disebabkan karena kerusakan jaringan pada saat memberikan tinta dan kesalahan dalam pengukuran.

BAB V
PENUTUP
 A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.    Daerah tumbuh dari batang dan akar dari kecambah kacang hijau Phaseolus radiatus adalah pada bagian ujung batang dan ujung akar, karena adanya meristem apikal tepatnya meristem apeks pada bagian tumbuhan tersebut.
2.    Pada pengamatan terhadap pengukuran jarak interval pada batang kecambah I0, I3, I4, I6 dan I9 mengalami pertumbuhan panjang berturut-turut yaitu 0,8 cm; 0,3 cm; 0,3 cm; 0,6 cm dan 0,3 cm sedangkan I1, I2, I5, I7 dan I8 tidak mengalami pertumbuhan.
3.    Pada pengamatan terhadap pengukuran jarak interval pada akar kecambah I0, I1, I3, I5 dan I7 mengalami pertumbuhan panjang berturut-turut yaitu 0,4 cm; 0,3 cm; 0,3 cm; 0,4 cm dan 0,3 cm sedangkan I2, I4 dan I6 tidak mengalami pertumbuhan.
 B. Saran
Diharapkan kepada praktikan untuk praktikum selanjutnya harus lebih teliti lagi dalam melakukan percobaan agar hasil yang diperoleh lebih akurat lagi.

DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N. A., Reece, J. B. dan Mitchell, L.G., 1999, Biologi, Erlangga,   Jakarta.

Fahn, A., 1992, Anatomi Tumbuhan Edisi ke 3, UGM University, Yogyakarta.

Heddy, S., 1987, Biologi Pertanian, Rajawali Press, Jakarta.

Kaufman, P. B., Labavitch, J., Prouty, A. A. dan Ghosheh, N. S.,  1975,  Laboratory Experiment in Plant Physiology,  Macmillan Publishing Co., Inc,  New York.

Loveless, A. R., 1991, Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Salisbury, F. B. dan Ross, C. W., 1992, Fisiologi Tumbuhan Jilid III, ITB, Bandung.