Minggu, 26 Januari 2014

Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan "Persaingan Beda Jenis"

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Hubungan ini sangat erat dan kompleks sehingga menyatakan bahwa ekologi adalah biologi lingkungan (environmental biology). Tumbuhan merupakan organisme autuotrof yang tersebar hampir di seluruh permukaan bumi. Tumbuhan merupakan tonggak dari ekosistem. Hal itu karena tumbuhan adalah produsen utama bagi ekosistem datar maupun laut, sehingga tumbuhan menjadi unsur penting dalam rantai makanan dan jaring-jaring kehidupan untuk perkembangan makhluk hidup
Jadi, ekologi tumbuhan adalah cabang ilmu yang mempelajari hubungan antara makhluk hidup terkhusus tumbuhan dengan lingkungannya.
Persaingan dalam arti luas ditujukan pada interaksi dua organisme yang memperebutkan sesuatu yang sama. Persaingan antar jenis adalah sesuatu interaksi anatara dua atau lebih populasi jenis yang mempengaruhi pertumbuhannya dan hidupnya secara merugikan. Kecenderungan untuk persaingan menimbulkan pemisahan secara ekologi jenis yang berdekatan atau yang serupa itu dikenal sebagai asas pengecualian kompetitif.
Adapun yang melatarbelakangi pembuatan laporan ini yaitu untuk mempelajari pengaruh jarak tanam (kerapatan tanaman) terhadap laju pertumbuhan tinggi tanaman.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari pengaruh persaingan antara dua jenis tanaman (jagung dan kacang hijau) serta membandingkan pertumbuhan tanaman yang ditanam secara monospesies dengan heterospesies.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Adaptasi adalah setiap sifat atau bagian yang dimiliki oleh organisme yang berguna bagi kelanjutan hidupnya pada keadaan sekeliling habitatnya. Sifat-sifat tersebut memungkinkan organisme atau tanaman mampu menggunakan lebih baik unsur-unsur yang tersedia (hara, air, suhu, cahaya juga sifat resistensi terhadap pengganggu/penyakit atau hama). Tamanan dapat mempunyai adaptasi morfologis seperti kekuatan batang atau bentuk tanaman dan adaptasi fisiologis yang menghasilkan ketahanan parasit, kemampuan yang lebih besar dalam mengambil unsur-unsur hara atau tahan terhadap kekeringan. Sebetulnya perbedaan yang jelas tidak ada karena keduanya sama-sama menggambarkan proses fisiologis. Jadi adaptasi dapat dinyatakan sebagai kemampuan individu untuk mengatasi keadaan lingkunggan dan menggunakan sumber-sumber alam lebih baik untuk mempertahankan hidupnya dalam relung (nisia, niche) yang diduduki (Irwan, 2007).
Faktor-faktor lingkungan akan mempengaruhi fungsi fisiologis tanaman. Respons tanaman sebagai akibat faktor lingkungan akan terlihat  pada penampilan tanaman. Tumbuhan menyesuaikan diri dengan lingkungannya, disini terlihat bahwa tumbuhan saling mempengaruhi dengan lingkungannya. Begitu pula biasanya vegetasi yang tumbuh disekitar ekosistem tersebut juga spesifik atau tertentu. Karena hanya tumbuhan yang sesuai dan cocok saja yang dapat hidup berdampingan. Tumbuhan pun mempunyai sifat menolak terhadap tumbuhan yang tidak disukainya, yaitu dengan mengeluarkan zat kimia yang dapat bersifat bagi jenis tertentu. Sifat tersebut dinamakan allelopati (Irwan, 2007).
Semua interaksi populasi wajar terjadi di dalam komunitas dan dapat segera diketahuim dan dipelajari, paling tidak secara kualitas, sekalipun di dalam komunitas yang sangat kompleks. Untuk sepasang jenis tertentu tipe interaksi ini dapat berubah di bawah keadaan yang berlainan atau selama tahap-tahap yang berturut-turut dalam masa hidupnya. Jadi, dua jenis daPat memperlihatkan parasitime pada satu saat, kommensalisme pada saat lain, dan betul-betul netral pada saat lain lagi (Odum, 1996).
Menurut Irwan (2007), ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya hubungan  sesama tanaman  yaitu:
1.     Adanya kompetisi yang disebabkan kekurangan sumber energy atau sumber daya lainnya yang terbatas seperti sinar matahari, unsur hara, dan air. Kompetisi ini disebut juga alelospoli.
2.     Tumbuhan tertentu baik masih hidup atau sudah mati menghasilkan senyawa kimia yang dapat mempengaruhi tumbuhan lain. Senyawa kimia tersebut disebut allelopati.
3.     Adanya pengaruh baik fisik maupun maupun biologis lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jenis-jenis tumbuhan yang bertindak sebagai tuan rumah atau inang.
Kompetisi dapat didefenisikan sebagai salah satu bentuk interaksi antar tumbuhan yang saling memperebutkan sumber daya alam yang tersedia terbatas pada lahan dan waktu sama yang menimbulkan dampak negatif terhadap pertumbuhan dan hasil salah satu jenis tumbuhan atau lebih. Sumber daya alam tersebut, contohnya air, hara, cahaya, CO2, dan ruang tumbuh (Kastono,2005).
Asosiasi dari dua jenis tumbuhan yang saling berinteraksi dapat bersifat positif atau negatif, dimana nilai positif menunjukkan terdapatnya hubungan yang bersifat mutualistik saling menguntungkan, sedangkan nilai negatif adalah sebaliknya (Michael, 1994).
Persaingan dalam arti luas ditujukan pada interaksi dua organisme yang memperebutkan sesuatu yang sama. Persaingan antar jenis adalah sesuatu interaksi antara dua atau lebih populasi jenis yang mempengaruhi pertumbuhannya dan hidupnya secara merugikan. Kecenderungan untuk persaingan menimbulkan pemisahan secara ekologi jenis yang berdekatan atau yang serupa itu dikenal sebagai asas pengecualian kompetitif (Odum, 1996).
Asosiasi antar dua populasi jenis berakibat atau menghasilkan pengaruh-pengaruh positif  tersebar sangat luas dan barangkali sepenting persaingan, parasitisme dan sebagainya, di dalam menentukan sifat populasi dan komunitas. Interaksi positif dapat ditinjau dalam seri-seri evaluasuioner adalah komensalisme yaitu satu populasi memperoleh keuntungan dan mutualisme yaitu kedua populasi memperoleh keuntungan dan keduanya menjadi saling tergantung (Odum, 1996).
Asosiasi antar jenis tumbuhan menunjukkan besarnya tingkat kebersamaan diantara jenis-jenis penyusun suatu komunitas. Beberapa jenis di dalam komunitas dapat bersama-sama menghuni suatu habitat. Kehadiran mereka sering ditentukan oleh besarnya kemungkinan atau peluang tersebar di dalam komunitasnya. Hal ini adalah hasil dari hubungan simbiosis, interaksi timbal balik rantai makan-memakan atau besarnya nilai kemiripan dalam adaptasi dan respon terhadap kondisi lingkungan ekologis setempat (Setiadi, 1989).
Interaksi yang bersifat persaingan sering melibatkan ruang, pakar atau hara, bahan-bahan buangan atau sisa, susceptibilitas terhadap pemangsa, penyakit dsb, dan banyak lagi tipe interaksi timbal balik atau bersama. Persaingan antar jenis dapat berakibat dalam penyesuaian keseimbangan dua jenis atau dapat berakibat dalam penggantian populasi jenis satu dengan yang lainnya atau memaksa yang satunya untuk menempati tempat lain atau menggunakan hara lain (Odum, 1996).
Interaksi antarkomponen ekologi dapat merupakan interaksi antarorganisme, antarpopulasi, dan antarkomunitas. Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain. Interaksi demikian banyak kita lihat di sekitar kita. Interaksi antar organisme dalam komunitas ada yang sangat erat dan ada yang kurang erat. Interaksi antarorganisme adalah predasi, parasitisme, komensalisme, dan mutialisme (Naughton, 1973).

BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai berikut :
Hari/Tanggal : Rabu, 20 Maret 2013
Waktu            : 15.30 WITA - selesai
                            Tempat           : Depan Gedung Jurusan Biologi FMIPA UNTAD
3.2 Alat dan bahan
Adapun alat dan bahan pada saat praktikum adalah sebagai berikut :
A.  Alat
a.  Polybag
b.  Ember
c.   Skop
d.  Tipe X
B.  Bahan
a.  Biji Jagung
b.  Biji Kacang hijau
c.   Tanah
d.  Air
3.3 Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.  Menyediakan beberapa polibeg yang telah berisi tanah.
2.  Memilih kacang hijau dan jagung yang masih baik.
3.  Menanam biji tersebut ke dalam pot yang sudah disediakan dengan pengaturan penanaman (perlakuan ) sebagai berikut :


a.   2 biji kacang hijau dan 2 biji jagung
b.   4 biji kacang hijau sebagai kontrol
c.   4 biji jagung sebagai kontrol
4.  Menyiram setiap hari sampai tanaman berumur 4 minggu.

BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
No.
Gambar Pengamatan
Keterangan
1.


Polibeg 1 :
2 biji jagung dan 2 biji kacang hijau
2.


Polibeg 2 :
4 biji kacang hijau sebagai kontrol
3.


Polibeg 3 :
4 biji jagung sebagai kontrol
No.
Perlakuan
Minggu
Keterangan
I (cm)
II (cm)
III (cm)
IV (cm)
1.
2 biji jagung dan 2 biji kacang hijau
3,5
9,1
14,8
17,1
2 jagung tumbuh sedangkan 2 kacang hijau tidak tumbuh
4,1
9,6
15,4
20,4
_
_
_
_
_
_
_
_
2.
4 biji kacang hijau sebagai kontrol
5,2
9,1
14,7
18,8
2 kacang hijau yang tumbuh sedangkan 2 kacang hijau lainnya tidak tumbuh
4,7
8,3
12,4
16,1

­­­_

_


_

_

_

_

_

_

3.
4 biji jagung sebagai kontrol
_
_
_
_
1 jagung yang tumbuh sedangkan 3 jagung lainnya tidak tumbuh
_
_
_
­_
3,8
8,5
15,9
21,8
_
_
_
_

4.2 Pembahasan
Kompetisi adalah interaksi antar individu yang muncul akibat kesamaan kebutuhan akan sumberdaya yang bersifat terbatas, sehingga membatasi kemampuan bertahan (survival), pertumbuhan dan reproduksi individu penyaing.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kompetisi antar tumbuhan dapat berasal dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu kemampuan biji atau tumbuhan tersebut untuk  bertahan hidup berdampingan dengan tumbuhan lain. Faktor eksternal yaitu perebutan antartanaman diantaranya intensitas cahaya, unsur hara, suhu, air, oksigen, dan karbondioksida. Selain faktor yang menjadi perebutan, ada juga faktor yang mempengaruhi keadaan fisiologis pertumbuhan tanaman diantaranya kondisi tanah, kelembaban tanah, udara, angin, dan gangguan dari spesies-spesies tertentu di suatu habitat juga dapat  berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dan fisiologis tumbuhan.
Berdasarkan hasil pengamatan pada minggu pertama sampai minggu keempat, pada polybag pertama yang ditanami 2 biji kacang hijau dan 2 biji jagung, tanaman yang tumbuh lebih cepat dan perkembangannya baik yaitu kacang hijau sedangkan pertumbuhan jagung tidak terlalu cepat. Penyerapan akar tanaman kacang hijau juga lebih baik daripada jagung dan penyampaian suplai makanan ke seluruh bagian tubuh tanaman berjalan dengan baik daripada jagung. Hal ini disebabkan karena faktor lingkungan yang diterima oleh tanaman kacang hijau lebih baik sehingga pertumbuhannya lebih cepat daripada jagung.
Dari jenis tanaman yang ditanami, tanaman yang mampu bertahan hidup dengan baik dan tumbuh cepat adalah kacang hijau daripada jagung. Hal ini disebabkan karena faktor lingkungan misalnya kualitas kesuburan  tanah, suhu, iklim, sumber air dan lain-lain.
Pada polybag kedua yang ditanami 4 biji kacang hijau sebagai kontrol. Kacang hijau mengalami pertumbuhan dengan tinggi tanaman yang sangat cepat. Hal ini disebabkan oleh kesalahan dari praktikan karena polybag diletakkan di tempat yang kurang dari cahaya matahari sehingga tinggi tanaman menjadi lebih tinggi dari biasanya dan daun dari kecambah berwarna kekuningan.
Pada polybag ketiga yang ditanami 4 biji jagung sebagai kontrol. Jagung mengalami pertumbuhan dengan tinggi tanaman 4,35 cm. Pertumbuhan ini jika dibandingkan dengan tinggi tanaman jagung yang berada di polybag pertama jauh lebih baik. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan dari tanaman jagung menerima keseluruhan kebutuhan hidupnya berupa suhu, air, cahaya matahari daripada jagung yang berada di polybag pertama dan juga disebabkan karena kompetisi atau persaingan dari jagung dan kacang hijau yang terus berlangsung karena berada pada media yang sama.
Apabila dibandingkan dengan literatur kompetisi atau persaingan yang terjadi antara tanaman jagung dengan kacang hijau dinamakan sebagai persaingan Kompetisi interspesifik adalah persaingan yang terjadi pada tanaman yang berbeda jenis. Kompetisi ini dapat terjadi karena tumbuhan tersebut saling memperebutkan unsur hara yang terdapat dalam tanah dimana kedua tanaman tersebut ditanam (Michael, 1994).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan dan pengamatan yang dilakukan terhadap tanaman jagung dan kacang hijau, maka dapat ditarik kesimpulan adalah sebagai berikut :
1.    Pertumbuhan kacang hijau lebih cepat daripada pertumbuhan jagung. Kacang hijau merupakan pemenang dari kompetisi antar tanaman berbeda jenis (interspesific).
2.    Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kompetisi antar tanaman berbeda jenis adalah jenis tanaman, kepadatan atau jarak tanaman, luas lahan tanam dan waktu lamanya tanaman hidup.
5.2 Saran
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan sebaiknya asisten lebih mengawasi dan mendampingi praktikan agar praktikum berlangsung dengan lancar.

DAFTAR PUSTAKA
Gause. 2007. Biology Science Education. Sunda Kelapa: Bandung
Irwan, Z.D.. 2007. Prinsip-Prinsip Ekologi. Bumi Aksara: Jakarta.
Kastono. 2005. Ilmu Ekologi Tumbuhan. Yudhistira: Jakarta.

Michael. 1994. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Lapangan dan Laboratorium. UI Press . Jakarta.

Naughhton.1973. Ekologi Umum edisi Ke 2. UGM Press  Yogyakarta Odum, E.P. 1971. Dasar-dasar Ekologi (diterjemahkanTjahjono, S. dan Srigandono, B) Yogyakarta: Penerbit Universitas Gajah Mada.

Odum. 1996. Dasar-dasar Ekologi. UGM Press : Yogyakarta.

Setiadi, Dedi, Muhadiono, Ayip Yusron.1989. Penuntun Praktikum Ekologi.PAU Ilmu Hayat IPB: Bogor.