Minggu, 26 Januari 2014

Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan "Allelopati"

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumbuhan dalam bersaing mempunyai senjata yang bermacam-macam, misalnya duri, berbau, yang kurang bisa diterima sekelilingnya, tumbuh cepat, berakar dan berkarnopi luas dan bertubuh tinggi besar. Maupun adanya sekresi zat kimiawi yang dapat merugikan pertumbuhan tetangganya. Dalam uraian ini akan disinggung tentang sekresi kimiawi yang disebut alelopat dan mengakibatkan peristiwa yang disebut alelopati.Peristiwa alelopati adalah peristiwa adanya pengaruh jelek dari zat kimia (alelopat) yang dikeluarkan tumbuhan tertentu yang dapat merugikan pertumbuhan tumbuhan lain jenis yang tumbuhdi sekitarnya. Tumbuhan lain jenis yang tumbuh sebagai tetangga menjadi kalah. Kekalahan tersebut karena menyerap zat kimiawi yang beracun berupa produk sekunder dari tanaman pertama. Zat kimiawi yang bersifat racun itu dapat berupa gas atau zat cai dan dapat kelau dari akar, batang maupun daun. Hambatanpertumbuhan akibat adanya alelopat dalam peristiwa alelopati misalnya pertumbuhan hambatan pada oembelahan sel, pangambilan mineral,resppirasi, penutupan stomata, sintesis protein, dan lain-lainnya. Zat-zat tersebut keluar dari bagian atas tanah berupa gas, atau eksudat uang turun kembali ke tanah dan eksudat dari akar. Jenis yang dikeluarkan pada umumnya berasal dari golongan fenolat, terpenoid dan alkaloid.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan praktikum ini yaitu untuk mempelajari pengaruh allelopati atau jenis tumbuhan terhadap perkecambahan tanaman palawija.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Allelopati adalah produksi substansi (zat) oleh suatu tanaman yang merugikan tanaman lain. Permasalahannya adalah bahwa tanaman mengandung substansi yang sangat luas yang bersifat toksik dan beberapa percobaan berusaha mendemonstrasikan pengaruh alelopati dengan memberikan ekstrak suatu tanaman kepada biji-biji atau pun bibit tanaman lainnya. Terlepas dari suatu kenyataan bahwa ekstrak suatu tanaman bukanlah material percobaan yang cicik, karena tidak terdapat di alam. Ekstrak tersebut sering sekali tidak steril sehingga transformasi bakteri barang kali telah berlangsung dan biasanya tanaman-tanaman tersebut tidak memiliki hubungan ekologis. Penelitian seperti ini sulit ditafsirkan. Pertanyaannya adalah apakah beberapa tanaman mempunyai suatu pegaruh toksik pada tanaman lainnya yang tumbuh di lapangan dan ini harus terpisah dari setiap kompetisi untuk cahaya, air dan hara (Kartawinata, 1986).
Tumbuhan dapat menghasilkan senyawa alelokimia yang merupakan metabolit sekunder di bagian akar, rizoma, daun, serbuk sari, bunga, batang, dan biji. Fungsi dari senyawa alelokimia tersebut belum diketahui secara pasti, namun beberapa senyawa tersebut dapat berfungsi sebagai pertahanan terhadap herbivora dan patogen tanaman. Tanaman yang rentan terhadap senyawa alelokimia dari tanaman lainnya dapat mengalami gangguan pada proses perkecambahan, pertumbuhan, serta perkembangannya. Perubahan morfologis yang sering terjadi akibat paparan senyawa alelokimia adalah perlambatan atau penghambatan perkecambahan biji, perpanjangan koleoptil, radikula, tunas dan akar (Soerjani, 2001)
Sebagai allelopat, substansi kimiawi itu terkandung dalam tubuh tumbuhan, baik tanaman maupun gulma. Bertindaknya allelopat tersebut setelah tumbuhan atau bagian tumbuhan mengalami pelapukan, pembusuk, pencucian ataupun setelah dikeluarkan berupa eksudat maupun penguapan. Tumbuhan yang suseptibel bila terkena substansi semacam itu akan mengalami gangguan yang berupa penghambatan pertumbuhan atau penurunan hasil (Sukman, 1991).
Dalam persaingan antara individu-individu dari jenis yang sama atau jenis yang berbeda untuk memperebutkan kebutuhan-kehbutuhan yang sama terhadap faktor-faktor pertumbuhan, kadang-kadang suatu jenis tumbuhan mengeluarkan senyawa kimia yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dari anaknya sendiri. Peristiwa semacam ini disebut allelopati. Allelopati terjadi karena adanya senyawa yang bersifat menghambat. Senyawa tersebut tergolong senyawa sekunder karena timbulnya sporadis dan tidak berperan dalam metabolisme primer organisme organisme. Hambatan dan gangguan allelopati dapat terjadi pada perbandingan dan perpanjangan sel, aktivitas giberelin dan IAA, penyerapan hara mineral, laju fotosintesis, respirasi, pembukaan stomata, sistem protein, dan aktivitas enzim tanaman. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya daya hambat senyawa kimia penyebab allelopati dari tanaman antara lain jenis tanaman yang menghasilkan, macam tanaman yang dipengaruhi, keadaan pada waktu sisa tanaman mengalami perombakan (Odum, 1998).
Allelopati dapat meningkatkan agresivitas gulma didalam hubungan interaksi antara gulma dan tanaman melalui eksudat yang di keluarkannya, yang tercuci,yang teruapkan,atau melalui hasil pembusukan bagian-bagian organ yang telah mati. Beberapa jenis tanaman yang mempunyai efek allelopati adalah Pinus merkusii, Imperata silindrica, Musa spp, dan  Acacia mangium, dsb. Dalam pengaruhnya, Allelopati memiliki pengaruh yaitu antara lain senyawa allelopati dapa menghambat penyerapan hara yaitu dengan menurunkan kecepatan penyerapan ion-ion oleh tumbuhan, beberapa allelopat menghambat pembelahan sel-sel akar tumbuhan,mempengaruhi pembesaran sel tumbuhan, menghambat respirasi akar, menghambat sintesa protein, menurunkan daya pemeabilitas membran pada sel tumbuhan dan dapat mengahambat aktivitas enzim (Mc.Naughton and Wolf, 1990).
Sejumlah peneliti melaporkan bukti untuk zat kimia mengendalikan distribusi tumbuhan, asisiasi antar species, dan jalannya suksesi tumbuhan. Muller (1966) telah meneliti hubungan spatial antara Salvia leucophyla dan rumput annual. Rumpun saliva yang hidup pada padang rumbut ternyata dibawah rumpun dan disekeliling rumpun semak tersebut terjadi zona gundul (1-2 meter) tak ada tumbuhan rumput dan herba lain. Bahkan 6-10 m dari kanopi semak tumbuhan lain menjadi kerdil. Bentuk kerdil ini tidak disebabkan karena kompetisis untuk air, karena kar semak tidak menyusup jauh ke daerah rumput. Faktor tanah nampak tidak bertanggung jawab untuk asosiasi nehgatif, karena faktor khemis dan fisis tanah tidak berubah pada zona gundul tersebut (Muller, 1996).

BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai berikut :
Hari/Tanggal      :  Rabu, 27 Maret 2013
Pukul                  :  15.00 WITA - Selesai
Tempat                :  Laboratorium Biodiversity Jurusan Biologi FMIPA
  UNTAD
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
A.  Alat
a.  Cawan petri
b.  Tissue
c.   Lumpang
d.  Gelas aqua
B.  Bahan
a.  Biji jagung
b.  Biji Kacang hijau
c.   Daun gamal
3.3 Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.  Memilih biji kacang hijau dan biji jagung yang baik.
2.  Menyediakan beberapa cawan petri yang diberi tissue
3.  Membuat ekstrak alang-alang, gamal dan akasia dengan cara yaitu menghaluskan bagian tumbuhan jenis tumbuhan tersebut dengan menggunakan lumpang.
4.  Meletakkan masing-masing 10 biji kacang hijau dan biji jagung kedalam cawan petri yang berbeda dan sudah diberi kertas saring.
5.  Menyiram 5 ml ekstrak allelopati tumbuhan yang diamati kedalam cawan petri yang sudah berisi biji-biji tersebut.
6.  Mengamati perkecambahan biji-biji  tersebut setiap hari, selama 7-10 hari dan mengamati pula pertumbuhan kecambahnya.
7.  Menentuka persen perkecambahnya dan diukur panjang kecambahnya.
8.  Membandingkan hasil percobaan tersebut dengan perkecambahan yang hanya diberi perlakuan disiram dengan aquades (kontrol).

BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan yang diperoleh dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
No.
Gambar Pengamatan
Keterangan
1.



Biji jagung yang ditambahkan dengan aquades sebagai kontrol
2.



Biji kacang hijau yang ditambahkan dengan aquades sebagai kontrol
3.



Biji jagung yang ditambahkan dengan ekstrak daun gamal (Glericida manuculata) sebagai ekstrak.
4.



Biji kacang hijau yang ditambahkan dengan ekstrak daun gamal (Glericida manuculata) sebagai ekstrak.

4.2 Pembahasan
Pada praktikum ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh alelopati atau jenis tumbuhan terhadap perkecambahan tanaman palawija.
Di dalam suatu persaingan tumbuhan, setiap jenis tumbuhan memiliki suatu senyawa yang bersifat alelopatik. Senyawa ini disebut senyawa alelokimia. Senyawa ini dihasilkan dari proses alelopati. Senyawa kimia ini terdapat pada jaringan tumbuhan seperti daun, akar,aroma, bunga, buah maupun biji, dan dikeluarkan dengan cara residu tanaman. Pengeluaran senyawa kimia ini merupakan bentuk interaksi interspesifik, yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman lainnya bahkan dapat menimbulkan kematian.
Pada praktikum ini digunakan ekstrak daun gamal (Glericida manuculata) yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman jagung dan kacang hijau.
Pada cawan petri berisi kacang hijau dengan ekstrak daun gamal  (Glericida manuculata) berdasarkan pengamatan dari hari pertama sampai hari ketujuh tidak terdapat perubahan apapun (tidak tumbuh). Sedangkan pada cawan petri berisi kacang hijau dengan aquades sebagai kontrol, pada hari pertama mulai berkecambah dan sampai hari ketujuh tinggi kecambah makin tinggi. Perbedaan ini dipengaruhi oleh cawan yang beris ekstrak daun gamal (Glericida manuculata) menghasilkan senyawa alelopat yang mampu menghambat pertumbuhan kacang hijau.
Pada cawan petri berisi jagung dengan ekstrak daun gamal (Glericida manuculata) berdasarkan hasil pengamatan dari hari pertama sampai hari ketujuh tidak terdapat perubahan apapun (tidak tumbuh). Sedangkan pada cawan petri berisi jagung dengan aquades sebagai kontrol juga tidak mengalami perubahan apapun (tidak tumbuh) sampai hari ketujuh, hal ini disebabkan dalam pemilihan bibit jagung yang ditanam tidak dalam keadaan baik dan pada saat penanaman dalam cawan petri terkontaminasi oleh ekstrak daun gamal (Glericida manuculata) karena terdapat bercak-bercak hijau pada kertas tissue pada media tanam. Kelalaian ini disebabkan oleh kurang teliti dari praktikan pada saat penanaman bibit dalam media cawan petri.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dalam praktikum ini adalah daun gamal (Glericida manuculata) merupakan tumbuhan yang bersifat alelopat yang mampu menghasilkan senyawa alelokimia yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman lain. Dimana jagung dan kacang hijau yang disiram menggunakan ekstrak gamal tidak tumbuh.

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat praktikan sampaikan adalah sebaiknya asisten mendampingi praktikan agar praktikum berlangsung dengan lancar.

DAFTAR PUSTAKA
Kartawinata. 1986. Pengantar Ekologi. Remadja karya CV : Bandung.
Muller. 1996. Ilmu Ekologi Tumbuhan Allelopati Jilid 2. UI Press : Jakarta
Soerjani. 2001. Biologi. Erlangga : Jakarta.
Sukman. 1991. Penuntun Praktikum Ekologi.PAU Ilmu Hayat. Universitas Padjajaran : Bandung.

Naughton. 1998. Ekologi Umum edisi kedua. UGM Press : Yogyakarta.

Odum. 1993. Dasar-dasar Ekologi. UGM Press : Yogyakarta.