Rabu, 26 Februari 2014

Laporan Praktikum Embrio Ayam

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam pengertian klasik, embriologi mencakup yaitu progenase, embriogenase, dan organogenase. Cakupan diatas mengingatkan pengertian embriologi dalam artian yang sempit yang hanya mempelajari perkembangan embrio pralahir dalam rahim induk. Namun emberio ini dalan arti yang dikatakan luas meliputi perkembangan embrio pralahir dan perkembangan pasca lahir atau partus, karena perkembangan mahluk adalah berkelanjutan. Progenase adalah periodenya dari perkembangan embrio atau sel kelamin dahulu sampai kedua sel kelamin tersebut menyatu padu dan menjadi zigot proses progenase ini disebut dengan progenesis. Blastogenase meliputi perkembangan zigot menjadi orulasi, blatulasi dan grastulasi serta prosesnya masing-masing ini disebut seperti diatas. Perkembangan embrio dalam atri lebih luas berupa bagaimana ovum dan sperma diproduksi
Hal yang paling mendasar dari penyusunan laporan praktikum ini yaitu meningkatkan pemahaman kita semua tentang embriologi dan objek-objek yang meliputinya. Seperti yang kita ketahui, embriologi adalah salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang perkembangan embrio dalam tubuh makhluk hidup. Mungkin ini definisi yang tidak terlalu spesifik tentang mata kuliah ini. Akan tetapi, pengertian ini bisa memberikan gambaran kepada kita semua tentang apa itu embriologi yang sebenarnya.
Praktikum kali ini ditujukan untuk mengetahui dan mengenal proses embrio pada telur ayam. Perkembangan embrio pada tubuh hewan berfariasi dan melewati beberapa fase hingga menjadi individu baru. Oleh karena itu, dalam praktikum kali ini akan dibahas tentang perkembangan embrio pada telur ayam.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini yaitu untuk mempelajari bentuk dan struktur embrio ayam.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Layaknya seorang bayi dalam perut ibunya, embrio anak ayam dalam telur juga mengalami perkembangan yang signifikan dari hari ke hari.  Embrio di dalam telur sebagai awal mula kehidupan seekor anak ayam ternyata  memiliki keunikan pertumbuhan di dalamnya. Pengetahuan tentang perkembangan embrio di dalam telur perlu diketahui di Hatchery namun tidak ada salahnya jika kita sebagai mahasiswa biologi turut serta mengetahuinya. Secara umum embrio telur ayam mengalami perkembangan dari hari ke hari yang dimulai dengan asal mula lempengan embrio pada tahap blastodermal (Hardi, 1993).
Pada hari pertama ini Nampak ada rongga segmentasi yang berada di bawah area pelusida, terdapat cincin yang berwarna lebih gelap dari sekitarnya. Hari ke dua jalur pertama pada pusat blastoderm mulai muncul, membran vitelum mulai muncul yang merupakan organ yang berperan dalam penutrisi makanan embrio. Hari ketiga embrio telah berada disisi kiri dan mulai muncul system peredaran darah, struktur jantung sudah mulai nampak berdenyut. Hari keempat rongga amniotik mulai berkembang mengelilingi embrio yang berisi cairan amniotik yang berfungsi untuk melindungi embrio dan memperbolehkan embrio bergerak. Nampak pula tunas-tunas anggota badan yang akan berkembang seperti tunas anggota badan bagian depan dan tunas badan bagian belakang. Hari kelima, embrio mengalami peningkatan ukuran dan mulai membentuk huruf C dengan kata lain calon bakal kepala bergerak mendekati ekor (Kimbal, 1992).
Hari keenam, membrane vitellum terus berkembang dan mengelilingi dari separuh kuning telur. Fissure ada di antara jari kesatu, kedua dan ketiga dari anggota badan bagian atas dan antara jari kedua dan ketiga anggota badan bagian bawah, jari kedua lebih panjang dari jari yang lain. Pada hari ketujuh nampak cairan yang makin mengencer dan di bagian leher sehingga menampakkan perpisahan antara bagian kepala dan bagian badan, terjadi pembentukan paruh dan nampak pula otak pada bagian kepala yang ukurannya lebih kecil di bandingkan dengan embrio (Kimbal, 1992).
Hari kedelapan, membran vitellum menyelimuti (menutupi) hampir seluruh kuning telur. Pigmentasi pada mata mulai nampak. Bagian paruh atas dan bagian bawah mulai terpisah, demikian juga dengan sayap dan kaki. Leher merenggang dan otak telah berada di dalam rongga kepala serta terjadi pembukaan indra pendengar bagian luar. Hari kesembilan kuku mulai nampak, mulai tumbuh folikel bulu pertama. Alantois mulai berkembang dan meningkatnya pembuluh darah pada vitellus. Hari kesepuluh lubang hidung masih sempit, terjadi pertumbuhan kelopak mata, perluasan bagian distal anggota badan. Membran vitellum mengelilingi kuning telur dengan sempurna. Folikel bulu mulai menutup bagian bawah anggota badan dan patuk paruh mulai nampak. Hari kesebelas lubang palpebran memiliki bentuk elips yang cenderung menjadi encer. Alantois mencapai ukuran maksimal, sedangkan vitellus semakin menyusut dan embrio sudah nampak seperti anak ayam (Kimbal, 1992).
Hari keduabelas folikel bulu mengelilingi bagian luar indra pendengar meatus dan menutupi kelopak mata bagian atas, kelopak mata bagian bawah menutupi 2/3 atau bahkan ¼ bagian kornea. Hari ke 13 sisik dan cakar sudah mulai tampak jelas, hari ke 14 punggung telah tampak meringkuk atau melengkung sementara bulu hamper menutupi seluruh tubuhnya. Hari ke 15 biasanya kepala embrio sudah mengarah ke bagian tumpul  bagian telur, hari ke 16 embrio sudah mengambil posisi yang baik di dalam kerabang. Sisik, cakar dan paruh sudah mengeras. Pada hari ke 17 paruh embrio sudah mengarah ke kantung udara, pada hari ke 18 embrio yang sudah tampak jelas seperti ayam akan mempersiapkan diri untuk menetas. Jari kaki, sayap dan bulunya sudah berkembang dengan baik (Aspan, 2009).
Pada hari ke 19 biasanya paru ayam sudah siap mematuk dan menusuk selaput kerabang dalam. Sedangkan pada hari ke 20 kantung kuning telur sudah masuk seluruhnya kedalam rongga perut Pada hari kedua puluh ini terjadi serangkaian proses penetasan yang dimulai dengan kerabang mulai terbuka. Untuk membuka kerabang ini, ayam menggunakan paruhnya dengan cara mematuk. Semakin lama, kerabang akan semakin besar membuka, sehingga ayam dapat bernafas. Pada saat ini kelembaban sangat penting agar pengeringan selaput kerabang dan penempelan perut pada kerabang dapat dicegah. Selanjutnya ayam memutar tubuhnya dengan bantuan dorongan kakinya. Dengan bantuan sayapnya, keadaan pecahnya kerabang semakin besar (Tienwati, 2001).

BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai berikut :
Hari/Tanggal        : Kamis, 18 April 2013
Pukul                    : 13.30 WITA - selesai
Tempat                 : Laboratorium Biodiversity Jurusan Biologi FMIPA
UNTAD
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam ini adalah sebagai berikut :
  1. Alat :
a.       1 set alat bedah
b.      Cawan petri
c.       Pensil
  1. Bahan :
a.       Telur ayam umur 1 hari
b.      Telur ayam umur 3 hari
c.       Telur ayam umur 5 hari
d.      Telur ayam umur 7 hari
3.3 Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.    Mengambil telur ayam yang telah di inkubasi selama 1, 3, 5, dan 7 hari
2.    Melingkari tempat embrio yang akan di buka pada telur dengan pensil
3.    Menusukkan bagian yang tumpul sehingga udara keluar diatas cawan petri
4.    Melakukan kegiatan ke 3 di atas cawan petri
5.    Menusukkan kulit telur yang telah ditandai dengan menggunakan pinset kemudian mengangkatnya
6.    Mengamati perbedaan dari telur yang di inkubasi selama 1, 3, 5, dan 7 hari tersebut.

BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan yang diperoleh dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
No.
Gambar
Literatur
Keterangan
1.


    1


Umur 1 hari


1.      Rongga segmentasi
2.
    1
    2
    3
    4
    5
Umur 3 hari
 

Description: embrio berumur 4 hari

1.      Chorion
2.      Pembentukan jantung
3.      Tunas kepala
4.      Pembuluh saraf
5.      Bagian belakang embrio
3.
   1
   2
   3
   4
   5
Umur 5 hari



Description: embrio umur 7 hari1

1.      Tunas kepala
2.      Mata
3.      Bagian bawah embrio
4.      Tali pusar
5.      Kantong alantois
5.

 1






1.    Embrio telah terbentuk sempurna yang berbentuk C

4.2 Pembahasan
Embrio anak ayam dalam telur juga mengalami perkembangan yang signifikan dari hari kehari. Perkembangan embrio ayam terjadi di  luar tubuh  induknya selama 21 hari dengan masa inkubasi 40°C.
Dalam perkembangannya, embrio dibantu  oleh  kuning telur (vitellus), amnion, alantois dan chorion. Amnion adalah selaput yang menyelubungi embrio, berfungsi sebagai bantal atau sebagai bagian pengaman pertama pada pembuahan agar vitellus tetap berada di tempatnya, selain itu chalaza juga membantu amnion agar kuning telur dapat tepat berada di tengah-tengah lapisan putih telur. 
Alantois berfungsi untuk mengedarkan zat-zat makanan ke embrio, organ respirasi dan pembuangan sisa metabolisme. Selain itu juga terdapat chorion yang merupakan selaput ekstra embrionik paling luar. Chorion bersama- sama dengan alantois berfungsi membantu di dalam pertukaran gas dan air. Sedangkan telur yang digunakan yaitu telur yang berumur 1 hari, 3 hari, 5 hari dan 7 hari.
Pada hari pertama nampak terdapat  rongga segmentasi yang berada di bawah area pelusida, terdapat cincin yang berwarna lebih gelap dari sekitarnya, inilah awal dari perkembangan embrio ayam.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, bahwa perkembangan embrio pada hari ke 3 telah memperlihatkan adanya pembuluh darah, dan  pembentukan tunas kepala. Pada hari ke 5 telur tersebut telah menunjukkan adanya pembuluh darah yang lebih jelas, pembentukan tunas, serta pembentukan jantung. Sedangkan pada hari ke 7 embrio telah berbentuk C dan memperlihatkan bentuk mata, jantung, system peredaran darah serta organ tubuh yang lengkap.
Pada  hari ke 3 embrio telah memperlihatkan bagian belakang embrio, pembuluh syaraf, tunas kepala, serta  pembentukan jantung apabila dibandingkan dengan literatur pada hari ke 3 embrio berada sisi kiri, dikelilingi oleh system peredaran darah, membran vitelin menyebar diatas permukaan kuning telur, kepala dan badan dapat dibedakan. Hal ini sesuai dengan literatur Aspan (2009), yang menyatakan bahwa pada umur telur 3 hari embrio telah memperlihatkan bagian belakang embrio, pembuluh syaraf, tunas kepala, serta  pembentukan jantung.
Apabila  dibandingkan dengan literatur Tienwati (2001),  pada hari ke 5 embrio berada di sisi kiri, dan mulai muncul sistem peredaran darah. Jantung sudah mulai berdenyut. Dapat dilihat gelembung bening, kantung amnion, dan awal perkembangan alantois. Gelembung-gelembung bening tersebut nantinya akan menjadi otak. Sementara kantong amnion yang berisi cairan warna putih berfungsi melindungi embrio dari goncangan dan membuat embrio bergerak bebas. Sedangkan yang diamati  menggunakan secara langsung pada hari ke 5 sesuai dengan literatur dengan adanya   denyut  jantung pada embrio ayam.
Pada hari ke 7, ekor dan kepala embrio sudah berdekatan sehingga tampak seperti huruf C, sedangkan yang di amati ekor dan kepala sudah terbentuk dan saling berdekatan. Pada hari ke 7, paruhnya sudah tampak secara sempurna. Pada hasil pengamatan yang kami amati  tidak sesuai literatur Aspan (2009), dengan adanya berbentuk huruf C memperlihatkan mata, jantung dan sistem peredaran darah, vitellum, serta jantungnya tidak berdetak, sedangkan pada pengamatan yang dilakukan seluruh organ dari embrio ayam sudah terlihat lengkap dan sempurna yang menandakan siap untuk menetas serta jantungnya berdetak. Penyebab dari hal ini kemungkinan karena kesalahan pengambilan telur yang seharusnya telur 7 hari tetapi yang diambil telur yang berumur 20 hari yang siap untuk menetas.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan maka dapat ditarik kesimpulan yaitu tahap-tahap perkembangan embrio yang praktikan amati yaitu pada inkubasi 1 hari nampak terdapat  rongga segmentasi yang berada di bawah area pelusida. Umur inkubasi 3 hari , dimana pada hari tersebut embrio ayam sudah mulai kelihatan berkembang. Adanya kantung amnion dan alantois yang berwarna merah. Umur inkubasi 5 hari, embrio tersebut sudah mengalami proses organogenesis, yaitu dimana bentuk dari tubuh embrio tersebut sudah kelihatan. Terdapat bintik hitam yang ada ditengah-tengah embrio merupakan mata dari anak ayam tersebut. Sedangkan, untuk amnion dan alantoisnya sudah kelihatan sangat jelas. Umur inkubasi 7 hari, Proses pembentukan sistem organ pada embrio ayam sudah lengkap.
5.2 Saran
Adapun saran untuk kedepannya sebaiknya berhati-hati menusuk kulit telur dan membukanya. Jangan sampai merusak selaput yang membungkus embrio tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Aspan, 2009, Embriogenesis, (http://www.id.wikipedia.org/), Diakses pada tanggal 18 April 2013.
Hardi Susilo,. Dkk, 1993, Struktur dan Perkembangan Hewan, Fakultas Biologi UGM, Yogyakarta.
Kimball, John W, 1992, Biology,  Addison-Wesley Publishing Company, Inc., New.

Tienwati, 2001, Biologi Jilid 2. Erlangga, Jakarta

Tim Dosen Penyusun, 2012, Penuntun Praktikum Embriologi, Unversitas Tadulako, Palu.