Selasa, 11 Februari 2014

Laporan Lengkap Praktikum Lapangan Kajian Lingkungan Hidup

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bumi tempat semua makhluk hidup berpijak merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dengan berbagai kekayaan dan keindahannya. Pada hakekatnya penciptaan bumi bertujuan untuk menjadikan segala isinya tunduk kepada pencipta-Nya. Tuhan telah melengkapi bumi dengan berbagai kekayaan alam yang berlimpah, dimana kekayaan tersebut tidak akan ada habisnya. Akan tetapai apabila kekayaan alam tersebut tidak dikelola dengan baik maka dapat saja punah dan tidak dapat menunjang kehidupan anak cucu kita di masa yang  akan datang. Dari sekian banyak manusia yang ada di bumi, mungkin hanya sebagian saja diantaranya yang mengerti dan mau melestarikan serta menjaga keseimbangan alam.
Lingkungan merupakan suatu bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan makhluk di muka bumi ini. Lingkungan memiliki suatu siklus yang berjalan seiring dengan perjalanan waktu, terkadang system yang berlangsung tersebut dapat mengalami gangguan yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan system. Hal ini dapat terjadi baik karena ulah manusia maupun karena proses alamiah yang merupakan gejala geologi di alam.
Eksploitasi yang berlibahan terhadap sumber daya alam akibat adanya proses globalisasi dan pertumbuhan penduduk yang semakin pesat, menuntut segala pemenuhan  kebutuhan manusia merupakan permasalahan yang paling mendasar yang menambah kompleksnya permasalahan di dalam suatu system lingkungan.
Pengkajian terhadap permasalahan yang terjadi di dalam lingkungan perlu dilakukan. Agar dapat mengatahui titik permasalahannya dan mencari solusi dari setiap permasalahan tersebut. Penulisan ini bertujuan memberikan suatu gambaran tentang keadaan lingkungan di kelurahan Talise dan kawasan sekitar Pusat Rekreasi Keluarga Pantai Talise, selain itu merupakan salah satu syarat agar dapat lulus mata kuliah Kajian Lingkungan Hidup (KLH).
Dalam penyusunan laporan ini akan diuraikan kondisi di sekitar sungai Talise, keadaan lingkungan kelurahan Talise dan sebagian kecil kondisi pantai di Kelurahan Talise khususnya pada kawasan Pusat Rekreasi Keluarga Pantai Talise yang merupakan lokasi penelitian.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah, diantaranya :
1.    Bagaimana kondisi demografi di Kel. Talise ?
2.    Bagaimana kondisi sungai, laut, serta daerah sekitar aliran sungai di Kel. Talise ?
3.    Bagaimana kondisi fisik, kondisi biotic, dan kondisi abiotik mengenai situasi yang ada di Ke. Talise ?
4.    Bagaimana kondisi secara umum Kel. Talise yang berhubungan secara langsung dengan kehidupan sosial, budaya, sosial ekonomi, biodiversity dan kondisi fisik.

1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan Penelitian Kajian Lingkungan Hidup ini adalah sebagai berikut :
1.    Mengetahui kondisi demografi Kel. Talise
2.    Mengetahui kondisi sosial ekonomi dan sosial budaya masyarakat Kel. Talise
3.    Mengetahui kondisi aliran sungai Kel. Talise
4.    Menggambarkan secara fisik keadaan biotik dan abiotik mengenai situasi yang ada di Kel. Talise

1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka manfaat penelitian Kajian Lingkungan Hidup ini adalah mengetahui kondisi demografi dan sosial ekonomi dan sosial budaya masyarakat kelurahan Talise khususnya yang bermukim di kawasan Pusat Rekreasi Keluarga Pantai Talise. Selain itu dapat mengetahui kondisi aliran sungai dikawasan pantai Talise serta menggambarkan secara  fisik keadaan biotik dan abiotik mengenai situasi yang ada di Kel. Talise khususnya di kawasan Pusat Rekreasi Keluarga Pantai Talise.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup wilayah penelitian ini adalah kawasan Pusat Rekreasi Keluarga Pantai Talise, Kelurahan Talise, Kecamatan Palu Timur. Penelitian ini memfokuskan pada pengkajian lingkungan hidup di daerah tersebut dengan mengamati beberapa aspek, antara lain komponen lingkungan , fisik kimia, biologi, biotik dan abiotik, sosial budaya dan sosial ekonomi, kesehatan masyarakat serta Pola Hidup Bersh dan Sehat (PHBS) di daerah tersebut.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ekologi
Ekologi berasal dari bahasa Yunani, yangterdiri dari dua kata, yaitu oikos yang artinya rumah atau tempat hidup, dan logos yang berarti ilmu. Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya.
Dalam ekologi, kita mempelajari makhluk hidup sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya. Definisi ekologi seperti di atas, pertama kali disampaikan oleh Ernest Haeckel (zoologiwan Jerman, 1834-1914).
Ekologi adalah cabang ilmu biologi yang banyak memanfaatkan informasi dari berbagai ilmu pengetahuan lain, seperti : kimia, fisika, geologi, dan klimatologi untuk pembahasannya. Penerapan ekologi di bidang pertanian dan perkebunan di antaranya adalah penggunaan kontrol biologi untuk pengendalian populasi hama guna meningkatkan produktivitas.
Ekologi berkepentingan dalam menyelidiki interaksi organisme dengan lingkungannya. Pengamatan ini bertujuan untuk menemukan prinsip-prinsip yang terkandung dalam hubungan timbal balik tersebut.
Dalam studi ekologi digunakan metoda pendekatan secara menyeluruh pada komponen-kornponen yang berkaitan dalam suatu sistem. Ruang lingkup ekologi berkisar pada tingkat populasi, komunitas, dan ekosistem.

2.2 Fisika Lingkungan
Lingkungan hidup adalah suatu ruang yang ditempati makhluk hidup beserta komponen abiotiknya. Cabang Biologi yang mempelajari hubungan antara makhluk hidup dan lingkungannya adalah Ekologi. Istilah Ekologi berasal dari dua suku kata dalam bahasa Yunani, yaitu oikos yang artinya rumah atau tempat tinggal dan logos yang artinya ilmu pengetahuan. Istilah tersebut pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel pada tahun 1869.  Rumah, tempat tidur, mobil, atap sebuah bangunan, dahan pohon, sarang binatang adalah contoh-contoh dari lingkungan mikro. Variabel lingkungan yang dibutuhkan adalah temperatur, kelembaban udara, densitas fluks energi radiasi, angin, oksigen dan konsentrasi CO2, temperatur dan konduktivitas termal dari substrat (lantai, tanah, dll), dan distribusi spektral radiasi.
Fisika lingkungan merupakan pembelajaran tentang aspek-aspek fisis dan matematis yang berhubungan dengan konsep-konsep mengenai teori lingkungan termasuk sistem ekologi dan dampak pencemaran terhadap keseimbangan alam, dampak radiasi atom-inti terhadap alam, dampak kebocoran reaktor nuklir terhadap lingkungan dan radiasi gelombang EM terhadap manusia dan makhluk hidup lainnya, dampak pemanasan global (global warming) terhadap alam serta terjadinya efek rumah kaca, penipisan lapisan ozone dapat mulai dikemas secara simple sehingga masyarakat menyadari pentingnya melindungi lingkungan yang ditinggali.
Untuk dapat melanjutkan kehidupan, maka manusia (organisme) harus berinteraksi dengan lingkungan fisiknya. Dalam konteks interaksi inilah fisika lingkungan menjadi sangat penting.  Banyak prinsip-prinsip fisika yang harus dapat dipahami. Harus ada pengukuran-pengukuran dan analisis terhadap variabel-variabel fisik ketika manusia (organisme) berinteraksi dengan lingkungan fisiknya.
Proses-proses fisik yang berlangsung pada atmosfir dekat permukaan lebih mudah dipahami dengan mendefinisikan suatu sistim Permukaan-Udara seperti gambar berikut, suatu sistim yang terdiri dari permukaan (organisme atau objek alam) dan kolom udara di atasnya yang dibatasi oleh garis putus-putus (batas khayal).  Sistim Permukaan udara dapat dipandang dalam skala mikro seperti permukaan tubuh organisme dan udara di atasnya ataupun dalam skala makro seperti permukaan suatu hamparan (sawah, tanaman pertanian, hutan, pemukiman, dan lain-lain) dan udara di atasnya.

2.3 Kimia Lingkungan
Kimia lingkungan adalah studi ilmiah terhadap fenomena kimia dan biokimia yang terjadi di alam. Bidang ilmu ini dapat didefinisikan sebagai studi terhadap sumber, reaksi, transpor, efek, dan nasib zat kimia di lingkungan udara, tanah, dan air; serta efek aktivitas manusia terhadapnya. Kimia lingkungan adalah ilmu antardisiplin yang memasukkan ilmu kimia atmosfer, akuatik, dan tanah, dan juga sangat bergantung dengan kimia analitik, ilmu lingkungan, dan bidang-bidang ilmu lainnya.
Kimia lingkungan pertama kali mempelajari bagaimana cara kerja lingkungan yang tak terkontaminasi, zat kimia apa dan berapa konsentrasi yang ada secara alami, dan apa efeknya. Tanpa hal ini, mustahil untuk mempelajari secara akurat efek manusia terhadap lingkungan dengan pelepasan zat kimia.

2.4 Sosial Budaya dan Sosial Ekonomi
Sistem sosial budaya dan sosial ekonomi merupakan konsep untuk menelaah asumsi-asumsi dasar dalam kehidupan masyarakat. Pemberian makna konsep sistem sosial budaya dianggap penting karena tidak hanya untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan sistem sosial budaya dan sosial ekonomi itu sendiri tetapi memberikan eksplanasi deskripsinya melalui kenyataan di dalam kehidupan masyarakat.
Sosial berarti segala sesuatu yang beralian dengan sistem hidup bersama atau hidup bermasyaakat dari orang atau sekelompok orang yang didalamnya sudah tercakup struktur, organisasi, nila-nilai sosial, dan aspirasi hidup serta cara mencapainya.
Budaya berarti cara atau sikap hidup manusia dalam hubungannya secara timbal balik dengan alam dan lingkungan hidupnya yang didalamnya tercakup pula segala hasil dari cipta, rasa, karsa, dan karya, baik yang fisik materiil maupun yang psikologis, idiil, dan spiritual.
Kehidupan masyarakat dipandang sebagai suatu sistem atau sistem sosial, yaitu suatu keseluruhan bagian atau unsur-unsur yang saling berhubungan dalam suatu kesatuan.

2.5 Kesehatan Masyarakat
Masalah Kesehatan Masyarakat khususnya negara berkembang termasuk indonesia sangat beragam dan harus segera diatasi dengan kerjasama yang kuat antara pemerintah dan masyarakat itu sendiri. Sehat adalah kondisi optimal mental, fisik dan sosial seseorang, terbebas dari bibit penyakit sehingga mencapai produktivitas. Kesehatan masyarakat adalah ilmu untuk mencegah penyakit, memperpanjang hidup, mempromosikan kesehatan dan efisiensi dengan menggerakkan potensi masyarakat pemerintah.
Untuk mempermudah memahami Masalah Kesehatan Masyarakat yang sering terjadi perlu dibagi menjadi beberapa kelompok, antara lain: masalah perilaku kesehatan, lingkungan, genetik dan pelayanan kesehatan yang akan meningkat ke masalah kesehatan ibu dan anak, masalah gizi dan beragam penyakit baik menular atau tidak menular. Masalah Kesehatan ini bisa terjadi pada masyarakat umum atau kelompok rawan (bayi, balita dan ibu), kelompok lanjut usia dan para pekerja.
§  Masalah Kesehatan Masyarakat yang disebabkan Perilaku Kesehatandipengaruhi tingkat pendidikan, sehingga pengetahuan masyarakat untuk berperilaku sehat sangat kurang. Proses terbentuknya perilaku hidup sehat harus diawali pengetahuan dari pendidikan kesehatan.
§  Masalah Kesehatan Lingkungan, merupakan keadaan lingkungan yang berpengaruh positif terhadap kesehatan masyarakat secara maksimal. Masalah kesehatan lingkungan ini terdiri dari: Kesehatan lingkungan pemukiman, penyediaan air bersih, pengelolaan limbah dan sampah, pengolahan makanan dan pengelolaan scara umum penunjang kesehatan.
§  Masalah Pelayanan Kesehatan, yang bermutu akan menghasilkan kesehatan yang maksimal untuk masyarakat. Pelayanan Kesehatan yang profesional harus sesuai standar ketersediaan sumber daya (petugas kesehatan, bangunan, sarana pendukung) dan prosedur pelayanan yang baik.
§  Petugas kesehatan yang profesional, meliputi tenaga medis, keperawatan, paramedis non keperawatan dan administrasi medis. Saat ini masyarakat sulit menerima pelayanan kesehatan yang maksimal karena masalah petugas yang profesional masih kurang dan tidak terdistribusi secara merata.
Kurangnya pengetahuan dan motif ekonomi untuk mencari keuntungan sering dijadikan alasan mengapa Masalahan Kesehatan Masyakat belum juda bisa teratasi. Meskipun saat ini pemerintah telah banyak melakukan perbaikan mutu pelayanan kesehatan namun masih ada perilaku petugas kesehatan yang menyimpang dari tujuan awal keberadaannya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Semoga suatu saat Pelayanan Kesehatan lebih maksimal dan Masalah kesehatan masyarakat bisa teratasi.
2.6 Kesehatan Lingkungan
Berbagai masalah kesehatan lingkungan banyak bermunculan pada saat ini akibat dari eksploitasi alam yang berlebihan yang dilakukan oleh manusia. Mulai dari munculnya pemanasan  global, sanitasi air bersih yang semakin memburuk dan persediaan pangan yang semakin sedikit dan mulai tercemar. Daftar tersebut hanyalah susunan pendek dari berbagaimasalah kesehatanlingkungan yang dihadapi oleh manusia.
Masalah-masalah ini memang terdengar sangat mengerikan dan merupakan masalah besar. Masalah kesehatan lingkungan tersebut juga terasa menjadi momok menakutkan namun tidak dapat dihindari dalam kehidupan manusia. Namun, kita sendirilah yang harus menyelesaikan dan mengatasi masalah-masalah tersebut.
Upaya-upaya yang dapat kita lakukan dalam mengatasi masalah kesehatan lingkungan tersebut antara lain:
§  Mengurangi limbah rumah tangga. Upaya ini adalah hal dasar yang harus dilakukan oleh setiap anggota masyarakat untuk mengurangi dampak masalah kesehatan lingkungan. Mulailah diri untuk mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan dari dalam rumah. Terutama sampah-sampah yang memiliki sifat sulit untuk diuraikan kembali oleh alam.
§  Mengurangi penggunaan pestisida. Pestisida, termasuk cairan pembunuh serangga yang sering dipakai, pada umumnya mengandung CFC yang memiliki sifat merusak ozon. Kerusakan ozon akan memiliki dampak langsung terhadap munculnya berbagai masalah kesehatan lingkungan, terutama naiknya suhu rata-rata di bumi.
§  Menghindari konsumsi produk berbahan kimia. Tidak hanya menimbulkan dampak negative terhadap masalah kesehatan lingkungan, bahan kimia yang dikonsumsi juga akan menimbulkan masalah yang buruk terhadap tubuh secara langsung. Sebisa mungkin hindari mengkonsumsi produk-produk yang memiliki paparan bahan kimia. Selalu periksa makanan yang akan anda konsumsi dan hindari produk-produk berkemasan dari pabrik.
§  Perbanyak konsumsi makanan organik. Konsumsi makanan organic tidak hanya menimbulkan kesehatan bagi tubuh manusia, namun juga berperan positif bagi perbaikan masalah kesehatan lingkungan. Dengan banyaknya produk organik yang tersedia, artinya produksi makanan berpengawet dan berbahan kimia tinggi akan berkurang. Hal ini tentu saja akan memberikan dampak positif bagi lingkungan berupa berkurangnya paparan bahan kimia yang dibuang ke alam.

2.7 Gizi dan Kesehatan Masyarakat
Dewasa ini di Indonesia terdapat beberapa masalah kesehatan penduduk yang masih perlu mendapat perhatian secara sungguh-sungguh dari semua pihak antara lain: anemia pada ibu hamil, kekurangan kalori dan protein pada bayi dan anak-anak, terutama di daerah endemic, kekurangan vitamin A pada anak, anemia pada kelompok mahasiswa, anak-anak usia sekolah, serta bagaimana mempertahankan dan meningkatkan cakupan imunisasi. Permasalahan tersebut harus ditangani secara sungguh-sungguh karena dampaknya akan mempengaruhi kualitas bahan baku sumber daya manusia Indonesia di masa yang akan datang.
Perubahan masalah kesehatan ditandai dengan terjadinya berbagai macam transisi kesehatan berupa transisi demografi, transisi epidemiologi, transisi gizi dan transisi perilaku. Transisi kesehatan ini pada dasarnya telah menciptakan beban ganda (double burden) masalah kesehatan.
§  Transisi demografi, misalnya mendorong peningkatan usia harapan hidup yang meningkatkan proporsi kelompok usia lanjut sementara masalah bayi dan BALITA tetap menggantung.
§  Transisi epidemiologi, menyebabkan beban ganda atas penyakit menular yang belum pupus ditambah dengan penyakit tidak menular yang meningkat dengan drastis.
§  Transisi gizi, ditandai dengan gizi kurang dibarengi dengan gizi lebih.
§  Transisi perilaku, membawa masyarakat beralih dari perilaku tradisional menjadi modern yang cenderung membawa resiko.
Masalah kesehatan tidak hanya ditandai dengan keberadaan penyakit, tetapi gangguan kesehatan yang ditandai dengan adanya perasaan terganggu fisik, mental dan spiritual. Gangguan pada lingkungan juga merupakan masalah kesehatan karena dapat memberikan gangguan kesehatan atau sakit.

2.8 Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Pola Hidup Bersih dan sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya.
Kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku sehat dan menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga. Oleh karena itu, kesehatan perlu dijaga, dipelihara dan ditingkatkan oleh setiap anggota rumah tangga serta diperjuangkan oleh semua pihak.
Rumah Tangga ber-PHBS berarti mampu menjaga, meningkatkan dan melindungi kesehatan setiap anggota rumah tangga dari gangguan ancaman penyakit dan lingkungan yang kurang kondusif untuk hidup sehat.
Penerapan PHBS di rumah tangga merupakan tanggung jawab setiap anggota rumah tangga, yang juga menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten/ kota beserta jajaran sektor terkait untuk memfasilitasi kegiatan PHBS di rumah tangga agar dapat dijalankan secara efektif.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah salah satu strategi yang dapat ditempuh untuk menghasilkan kemandirian di bidang kesehatan, baik pada masyarakat maupun pada keluarga. Artinya harus ada komunikasi antara kader dengan keluarga/ masyarakat untuk memberikan informasi dan melakukan pendidikan kesehatan.

BAB III
METODOLOGI
3.1 Geografi Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian Kajian Lingkungan Hidup kali ini yaitu berada di Kawasan Pusat Rekreasi Keluarga Pantai Talise, Kelurahan Talise, Kecamatan Palu Timur. Pantai Talise terletak sekitar 1.650 km di sebelah timur laut Jakarta. Koordinatnya adalah 0°54′ LS 119°50′ BT, di antara 2° 22’ LU dan 4° 48’ LS serta 119° 22’ dan 124° 22’ BT.
Pantai Talise terbentang sejajar mulai dari Jalan Raja Molli sampai Jalan Cut Mutiah, Kota Palu. Pantai Talise menyuguhkan panorama bahari yang sangat indah. Menjelang tenggelamnya matahari, Pantai Talise menghadirkan pemandangan matahari yang turun perlahan-lahan di balik Gunung Gawalise.

3.2 Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat praktikum Kajian Lingkungan Hidup adalah sebagai berikut :
Hari/Tanggal     :  Sabtu, 15 Juni 2013
Pukul                 :  10.00 sampai 13.00 WITA
Tempat              :  Kawasan Pusat Rekreasi Keluarga Pantai Talise Kel. Talise

3.3 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
3.3.1 Alat
1.    Termometer
2.    Alat tulis
3.    Kamera
3.3.2 Bahan
1.    Kertas lakmus

3.3 Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Adapun prosedur pelaksanaan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
3.3.1 Metode Pengukuran
Dalam metode ini dilakukan langkah-langkah dengan cara mengambil data berdasarkan hasil observasi dan identifikasi atau mengukur langsung dilokasi penelitian kemudian menyusunnya dalam laporan.
3.3.2 Metode Wawancara
Dalam metode ini dilakukan dengan cara mendatangi penduduk setempat dan mewawancarainya guna memperoleh informasi.
3.3.3 Metode Observasi
        Dalam metode ini dilakukan dengan cara meninjau langsung keadaan lokasi pengamatan dan mengamati obyek yang diamati.

BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1 Komponen Lingkungan
Adapun hasil pengamatan yang diperoleh dalam penelitian Kajian Lingkungan Hidup adalah sebagai berikut :
4.1.1 Komponen Fisik-Kimia.
A.  Tanah/Lahan
No.
Jenis Pengamatan
Keterangan
1.
Bentuk lahan
Ada gejala perubahan bentuk lahan yang ringan yang disebabkan oleh pengikisan arus sungai.
2.
Penutupan oleh tumbuhan
Pada kawasan pemukiman relatif tertutup oleh tumbuhan 10 – 25 % diantaranya sukun, kayu jawa, jarak dan sebagainya.
3.
Tebal humus
Tidak adanya humus tanah terbuka.
4.
Air tanah
Drainase sedang, kurang gembur dan waktu kering tidak retak.
5.
Sumber mineral
Belum adanya ekspoilitasi.
6.
Kemantapan ekosistem
Tidak mantap meskipun ada pengelolaan dari manusia.
7.
Produktivitas
Rendah, rumput atau alang-alang.

B.  Air Sumur/Ledeng
No.
Jenis Pengamatan
Keterangan
1.
Warna
Umumnya berwarna terang sebagian keruh.
2.
Rasa
Tawar.
3.
Bau
Tidak berbau.
4.
Kekeruhan
Bening berwarna.
5.
Kelangsungan
Musim kemarau ada perubahan tapi tak sampai kering.

C.  Air Sungai
No.
Jenis Pengamatan
Keterangan
1.
Warna
Umumnya berwarna terang tetapi sebagian berwarna hitam yang disebabkan oleh limbah rumah tangga.
2.
Rasa
Pada air laut rasa dominan asin sedangkan sungai tawar dan payau.
3.
Bau
Tidak berbau tetapi sebagian agak berbau jika dicium langsung.
4.
Kekeruhan
Air nampak agak keruh, hal ini mungkin disebabkan oleh aktivitas manusia.
5.
Kelangsungan
Jika musim kemarau tiba kelangsungan perairan terdapat perubahan tapi tak sampai kering, hal ini terlihat oleh besarnya nilai lebar sungai kering dari pada lebar sungai basah.

D.  Atmosfer
No.
Jenis Pengamatan
Keterangan
1.
Suhu udara
Berada diantara 30 – 40°C
2.
Tembus pandang
Tembus pandang jauh dan jelas
3.
Penyinaran matahari
Terlihat 3 – 5 jam sehari
4.
Hujan
-
5.
Kelembaban.
Berada diantara 61 – 71%

4.1.2 Komponen Biologi (Keanekaragaman Hayati).
No.
Jenis Pengamatan
Keterangan
1.
Keanekaragaman flora
Terdapat kira-kira 6 – 10 jenis tumbuhan yang diantaranya tergolong rumput, semak dan pohon.
2.
Keanekaragaman fauna
Terdapat 3 – 5 jenis hewan diantaranya hewan ternak seperti sapi dan burung.
3.
Jenis flora ekonomis
Terdapat 3 – 5 jenis tanaman ekonomis diantaranya sukun, pisang dan sebagainya.
4.
Jenis fauna ekonomis
Terdapat 1 – 2 jenis hewan ekonomis diantaranya sapi dan ikan.
5.
Jenis yang dilindungi UU
-
6.
Potensi pemanfaatan
Potensi pemanfaatan kecil yang mana keanekaragaman hayati flora dan fauna tersebut relatif kecil dijadikan usaha ternak ataupun pertanian.

7.
Potensi hama dan penyakit
Kecil sekali, ini terlihat dari tumbuhan yang tumbuh dengan baik didaerah tersebut.
8.
Eutrofikasi (proses perkembangan tumbuhan air yang cepat karena memperoleh zat makanan yang berlimpah akibat pemupukan yang berlebihan)
Air hujan dan ada beberapa tumbuhan air.

4.1.3 Komponen Biotik dan Abiotik.
No.
Jenis Pengamatan
Keterangan
1.
Pada daerah pantai
Komponen biotik meliputi :
Tumbuhan eceng gondok, tumbuhan tapak kuda, burung dan beberapa jenis ikan dan manusia.
Komponen abiotik meliputi :
Air, pasir, batu, kerikil, cahaya dan angin.
2.
Pada daerah aliran sungai
Komponen biotik meliputi :
Tumbuhan pisang, tapak kuda, jarak, bambu, kayu jawa, biduri, sukun, kelor, rumput, burung, sapi dan manusia.
Komponen abiotik meliputi :
Air, tanah, batu, pasir, kerikil, cahaya dan angin.

4.1.4 Komponen Sosial Budaya dan Sosial Ekonomi.
A.    Sosial Budaya
No.
Jenis Pengamatan
Keterangan
1.
Kepadatan penduduk (orang/km2)
Lebih dari 100 orang
2.
Pertambahan penduduk total pertahun selama 10 tahun terakhir.

_
3.
Angka kelahiran per 1000 orang pertahun
_
4.
Angka kematian bayi per 1000 orang pertahun
_
5.
Angka kematian kanak-kanak per 1000 orang pertahun

_
6.
Tenaga kerja dalam masyarakat
_
7.
Rasio sex
_
8.
Besarnya keluarga (ayah, ibu dan anak)
Pada saat memasuki rumah warga rata-rata  jumlah orang dalam keluarga berkisar 3 – 7 orang.
9.
Kesukuan dalam masyarakat
Dominan penduduk bersuku kaili tetapi masih terdapat berbagai suku yang ada seperti bugis, jawa dan ambon.
10.
Fasilitas pendidikan
Terdapat 2 Sekolah Dasar dan 1 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
11.
Besar kelas (rata-rata jumlah murid perkelas)
30 – 35 orang.
12.
Presentase anak umur 7 – 12 tahun yang masih sekolah
Lebih dari 80%.
13.
Presentase lulusan SD dari penduduk 10 tahun keatas
_
14.
Rasio murid guru
_
15.
Tingkat pendidikan guru SD
Umumnya S1
16.
Presentase penduduk yang mampu berbahasa Indonesia
Terlihat orang yang dijumpai berbahasa Indonesia
17.
Penduduk (diatas 17 tahun) yang aktif menjalankan perintah agama
Diatas 60%.
18.
Jumlah pemuka agama atau guru berbagai agama per 1000 orang penduduk

_
19.
Adat istiadat dan budaya tradisional
Ada terdapat perubahan karena perkembangan zaman dan datangnya penduduk asing yang menempati daerah tersebut.

B.     Hasil pengamatan pada komponen sosial ekonomi.
No.
Jenis Pengamatan
Keterangan
1.
Kesempatan kerja
Lebih dari 10% tenaga kerja mencari pekerjaan.
2.
Pemerataan pekerjaan persen penduduk yang bekerja
Diatas 40% penduduk telah bekerja.
3.
Pendapatan rata-rata perorangan perbulan
Rp. 800.000 – Rp. 1000.000 perbulan
4.
Keadaan harga bahan kebutuhan pokok
­­_

4.1.5 Komponen Kesehatan Masyarakat.
No.
Jenis Pengamatan
Keterangan
1.
Bangunan rumah
Umumnya dalam keadaan baik dan permanen.
2.
Jenis lantai rumah
Umumnya kedap air dan mudah dibersihkan.
3.
Jenis dinding rumah
Umumnya kedap air dan mudah dibersihkan.
4.
Jenis atap rumah
Umumnya menggunakan seng.
5.
Kondisi plafon rumah
Umumnya baik, mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan.
6.
Tingkat pencahayaan dan sirkulasi udara
Umumnya baik dengan sirkulasi udara yang baik.
7.
Fasilitas dalam rumah
Umumnya memiliki WC dan kamar mandi.
8.
Sarana pembuangan sampah
Umumnya memiliki tempat sampah dan adanya pengangkutan sampah dari pemerintah.
9.
Kondisi tempat pengelolaan makanan
Umumnya dapur basah dan dapur kering.
10.
Kondisi tempat penyimpanan makanan
Tertutup, bersih dan tidak berbau.
11.
Sarana pembuangan air limbah (SPAL) rumah tangga
Terdapat (SPAL) dan dalam keadaan baik.
12.
Jumlah penghuni rumah
Rata-rata 5 – 10 orang.
13.
Keadaan hewan ternak
Dikandangkan.
14.
Jarak kandang dari rumah
Rata-rata >10 meter.
15.
Sumber air bersih
Umumnya Sumur gali.

4.1.6 Komponen Sarana dan Prasarana Umum.
No.
Jenis Pengamatan
Keterangan
1.
Sarana transportasi
Umumnya warga memiliki 1 buah motor/rumah dan hampir semua tempat penting dapat dicapai dengan kendaraan umum.
2.
Pelayanan air bersih tiap 1000 orang
Kondisi pelayanan air bersih dalam keadaan baik.
3.
Pelayanan listrik tiap 1000 orang
Kondisi pelayanan listrik baik. Terlihat dari hampir setiap rumah memiliki sekring PLN.

4.2 Data Demografi dan Kependudukan.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Palu tahun 2011, kondisi demografi dan kependudukan daerah Palu Timur Kelurahan Talise adalah sebagai berikut :
No.
Golongan
Jumlah
Presentase
1.
0 – 4 Tahun
4.257
10,9%
2.
5 – 9 Tahun
1.826
10,1%
3.
10 – 14 Tahun
1.793
10,07%
4.
15 – 44 Tahun
8.493
54,34%
5.
45 – 64 Tahun
2.563
12,27%
6.
>65 Tahun
1.844
2,32%

Total
20.776
100%

Banyaknya usaha kecil dan menengah di Kelurahan Talise dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
No.
Nama Usaha
Jumlah
1.
Rumah Makan
15
2.
Service Radio/Tape
1
3.
Cafe
31
4.
Tukang Jahit
1
5.
Kios
36
6.
Salon
1
7.
Bengkel Motor
4
8.
Warung Internet
2

4.3 Data Unsur Klimatologi (Suhu).
Adapun data pengukuran suhu dilokasi penelitian yaitu :
No.
Waktu (WITA)
Suhu (°C)
1.
09.48
35
2.
09.58
35
3.
10.08
36
4.
10.18
36
5.
10.28
35
6.
10.38
37
7.
10.48
37
8.
10.58
39
9.
11.08
37
10.
11.18
40
11.
11.28
39
12.
11.38
38
13.
11.48
37
14.
11.58
38
15.
12.08
39
4.4 Populasi, Komunitas dan Ekosistem
Adapun data tabel populasi dan komunitas flora yang ada dilokasi penelitian adalah sebagai berikut :
No
Flora
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Pohon Biduri (Calotropis giganteae)
Pohon Kelapa (Cocus nicefera)
Pohon Mangga (Mangifera indica)
Pohon Kayu Jawa (Lanea coromandelica)
Rumput (Paspalum sp.)
Tumbuhan Merambat
Pohon Pisang (Musa paradisiaca)
Sukun  (Artocarpus communis)
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Bambu (Bambusa sp.)
Ketapang (Terminalia)
Lantoro (Laucaena glauca)
Johar (Casia seamea)
Gersen (Muntingia calabura)
Putri malu (Mimosa pudica)
Daun pandan (Pandanus sp.)
Jarak liar (Jatropa curcas)

Adapun data tabel populasi dan komunitas fauna yang ada dilokasi penelitian adalah sebagai berikut :
    No.
                  Fauna
      1.
      2.
      3.
      4.
Burung (Passer montanus)
Kupu-kupu (Parantica maladensis)
Sapi (Bos taurus)
Belalang (Valanga sp.)

4.5 Sifat Fisik Kimia Air (Organoleptik dan pH).
Adapun data sampel sifat fisik air (organoleptik dan pH) yang diambil dari 3 rumah warga adalah sebagai berikut :

No.

Sampel Air
Organoleptik

pH
Warna
Bau
Rasa
1.
I
Bening
Tidak Berbau
Tawar
7,5
2.
II
Bening
Tidak Berbau
Tawar
5
3.
III
Bening
Tidak Berbau
Tawar
6,5

4.6 Kesehatan Masyarakat
Berdasarkan kegiatan praktek Kajian Lingkungan Hidup dengan pengamatan langsung metode wawancara, maka diperoleh hasil sebagai berikut :
a.    Nama responden         :  Muryani
Umur                           :  51 Tahun
Pekerjaan                     :  URT
Jenis kelamin               :  Perempuan
1.    Kesehatan Lingkungan (Kesling).
No.
Jenis Pengamatan
Keterangan
1.
Bangunan rumah
Keadaan baik dan permanen.
2.
Jenis lantai rumah
Kedap air dan mudah dibersihkan.
3.
Jenis dinding rumah
Kedap air dan mudah dibersihkan.
4.
Jenis atap rumah
Menggunakan seng.
5.
Kondisi plafon rumah
Baik, mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan.
6.
Tingkat pencahayaan dan sirkulasi udara
Baik
7.
Fasilitas dalam rumah
WC dan kamar mandi.
8.
Sarana pembuangan sampah
Tempat sampah.
9.
Kondisi tempat pengelolaan makanan
Dapur basah dan dapur kering.
10.
Kondisi tempat penyimpanan makanan
Tertutup, bersih dan tidak berbau.
11.
Sarana pembuangan air limbah (SPAL) rumah tangga
Terdapat (SPAL) dan dalam keadaan baik.
12.
Jumlah penghuni rumah
7 orang yang terdiri dari suami, anak dan cucu.
13.
Keadaan hewan ternak
Dikandangkan.
14.
Jarak kandang dari rumah
>10 meter.
15.
Sumber air bersih
Sumur gali.

2.      Gizi Kesehatan Masyarakat.
No.
Jenis Pengamatan
Keterangan
1.
Berapa kali makan dalam sehari
3 kali
2.
Jenis konsumsi makanan dalam sehari
Nasi, ikan, sayur/buah
3.
Bayi diberi ASI ekslusif
Iya

3.      Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
No.
Jenis Pengamatan
Keterangan
1.
Mencuci tangan
Sebelum makan
2.
Pembuangan sarana kotoran manusia
WC dalam rumah
3.
Pembuangan sampah
Tempat sampah
4.
Pengelolaan air minum
Dimasak sebelum dikonsumsi
5.
Berapa kali mandi dalam sehari
2 kali sehari

b.    Nama responden            :  Mirdan
Umur                             :  23 Tahun
Pekerjaan                       :  Mahasiswa
Jenis kelamin                 :  Laki-laki
1.      Kesehatan Lingkungan (Kesling).
No.
Jenis Pengamatan
Keterangan
1.
Bangunan rumah
Keadaan baik dan permanen.
2.
Jenis lantai rumah
Kedap air dan mudah dibersihkan.
3.
Jenis dinding rumah
Kedap air dan mudah dibersihkan.
4.
Jenis atap rumah
Menggunakan seng.
5.
Kondisi plafon rumah
Baik, mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan.
6.
Tingkat pencahayaan dan sirkulasi udara
Sangat baik
7.
Fasilitas dalam rumah
WC dan kamar mandi.
8.
Sarana pembuangan sampah
Tempat sampah.
9.
Kondisi tempat pengelolaan makanan
Dapur kering.
10.
Kondisi tempat penyimpanan makanan
Tertutup, bersih dan tidak berbau.
11.
Sarana pembuangan air limbah (SPAL) rumah tangga
Terdapat (SPAL) dan dalam keadaan baik.
12.
Jumlah penghuni rumah
3 orang.
13.
Keadaan hewan ternak
Tidak ada hewan ternak.
14.
Jarak kandang dari rumah
_
15.
Sumber air bersih
PDAM

2.      Gizi Kesehatan Masyarakat.
No.
Jenis Pengamatan
Keterangan
1.
Berapa kali makan dalam sehari
3 kali
2.
Jenis konsumsi makanan dalam sehari
Nasi, ikan, sayur/buah
3.
Bayi diberi ASI ekslusif
_

3.      Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
No.
Jenis Pengamatan
Keterangan
1.
Mencuci tangan
Sebelum makan
2.
Pembuangan sarana kotoran manusia
WC dalam rumah
3.
Pembuangan sampah
Tempat sampah
4.
Pengelolaan air minum
Dimasak sebelum dikonsumsi
5.
Berapa kali mandi dalam sehari
2 kali sehari

c.    Nama responden            :  Ratih
Umur                             :  29 Tahun
Pekerjaan                       :  Pedagang
Jenis kelamin                 :  Perempuan
1.      Kesehatan Lingkungan (Kesling).
No.
Jenis Pengamatan
Keterangan
1.
Bangunan rumah
Semi permanen dan dalam keadaan jelek.
2.
Jenis lantai rumah
Tidak kedap air dan sulit dibersihkan.
3.
Jenis dinding rumah
Tidak kedap air dan sulit dibersihkan
4.
Jenis atap rumah
Menggunakan seng.
5.
Kondisi plafon rumah
Tidak memiliki plafon.
6.
Tingkat pencahayaan dan sirkulasi udara
Baik.
7.
Fasilitas dalam rumah
WC dan kamar mandi.
8.
Sarana pembuangan sampah
Tempat sampah.
9.
Kondisi tempat pengelolaan makanan
Dapur kering.
10.
Kondisi tempat penyimpanan makanan
Tidak bersih dan berdebu karena tidak memiliki lemari penyimpanan.
11.
Sarana pembuangan air limbah (SPAL) rumah tangga
Ada, akan tetapi setelah pembuangan itu terjadi penumpukan limbah disaluran pembuangan terakhir limbah tersebut.
12.
Jumlah penghuni rumah
3 orang.
13.
Keadaan hewan ternak
Tidak ada hewan ternak.
14.
Jarak kandang dari rumah
_
15.
Sumber air bersih
PDAM

2.      Gizi Kesehatan Masyarakat.
No.
Jenis Pengamatan
Keterangan
1.
Berapa kali makan dalam sehari
3 kali.
2.
Jenis konsumsi makanan dalam sehari
Nasi dan ikan.
3.
Bayi diberi ASI ekslusif
Iya.

3.      Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
No.
Jenis Pengamatan
Keterangan
1.
Mencuci tangan
Sebelum makan
2.
Pembuangan sarana kotoran manusia
WC dalam rumah
3.
Pembuangan sampah
Tempat sampah
4.
Pengelolaan air minum
Dimasak sebelum dikonsumsi
5.
Berapa kali mandi dalam sehari
2 kali sehari

BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Interpertasi Kualitatif Lingkungan.
Lokasi pengamatan bertempat di kawasan Pusat Rekreasi Keluarga Pantai Talise Kelurahan Talise Kecamatan Palu Timur yang di fokuskan di aliran sungai yang membentangi kawasan tersebut. Sungai yang kami amati tersebut sebagian besar merupakan sungai yang dijadikan tempat pembuangan limbah rumah tangga dan banyak sampah yang berserakan menjadikan sungai ini tampak kumuh dan kotor. Kondisi sungai yang kami amati tampak bahwa lebar keringnya lebih besar dari lebar basahnya. Ini dimungkinkan karena sungai ini  biasanya mengalami banjir musiman, yang tentunya volume air yang melimpah akan mengakibatkan erosi disepanjang aliran sungai yang  tampak jika banjir telah usai, ditambah lagi dengan adanya proses sedimentasi batu dan pasir yang berasal dari hulu yang diangkut oleh aliran sungai selama berlangsungnya banjir. Lebar kering yaitu daerah keseluruhan aliran sungai dan lebar basah yaitu daerah yang daliri oleh air. Semakin besar lebar basah sungai maka daya serap air semakin tinggi sedangkan semakin kecil lebar basah sungai maka daya serap air semakin rendah.
Di sepanjang aliran sungai juga didapatkan adanya pecahan-pecahan sungai (anak–anak sungai) yang diakibatkan oleh ketidakteraturan tekstur sungai akibat erosi. Tekstur pinggiran sungai yang berbatu-batu cukup menyulitkan terhadap tiap aktivitas yang dilakukan di pinggiran sungai, demikian halnya dengan aktivitas pengamatan yang kami lakukan.
Untuk kawasan pantai kelurahan Talise, kami dapatkan bahwa tingkat abrasinya masih cukup rendah, dikarenakan gelombang yang datang tidak terlalu besar, mengingat kawasan ini masih berada dalam daerah teluk Palu yang secara fisis mereduksi energi gelombang yang datang, yang tentunya akan berbeda jika seandainya kawasan ini berada di daerah yang berhadapan frontal dengan laut lepas. Sedangkan untuk tingkat sedimentasi di daerah pantai (muara sungai) cukup tinggi, yang dapat di lihat dengan endapan lumpur yang cukup tinggi (setara dengan daratan disekitarnya).
Pada pengamatan sepanjang pantai Talise terlihat banyaknya sampah yang berserakan hasil aktivitas manusia disepanjang pantai. Sampah-sampah tersebut menjadikan tempat rekreasi ini menjadi kotor dan kumuh, akan tetapi pemerintah sudah berupaya mengatasi masalah ini, dapat dilihat adanya tempat sampah umum serta truk pengangkut sampah yang terlihat.

5.2 Sejarah, Demografi dan Kependudukan Wilayah Lingkungan
Palu, sebuah kota yang terletak di Provinsi Sulawesi Tengah ini ternyata banyak menyimpan wisata yang mengagumkan. Salah satunya Pantai Talise. Pantai yang terletak di Jalan Rajamoili dan Jalan Cut Mutia, Kecamatan Palu Timur, Provinsi Sulawesi Tengah ini merupakan salah satu tempat tujuan wisata di kota Palu. Pantai Talise sendiri diambil dari sebuah kata dalam bahasa Kaili yang berarti Ketapang. Menurut masyarakat sekitar, dahulu kala banyak terdapat pohon ketapang di pantai ini. Oleh karena itu pantai ini lalu diberi nama Pantai Talise (Pantai Ketapang).
Dulunya pantai ini bukan tempat rekreasi. Banyak sekali pantai yang memang disediakan untuk rekreasi di Palu dilengkapi dengan fasilitas sebagaimana mestinya sebuah tempat wisata, Nicky beach, Tumbelaka, dan lainnya. Namun pantai ini belakangan jadi perhatian dan digemari. Banyak yang datang untuk liburan, berenang, bahkan terapi dengan sekedar berjalan-jalan di bebatuan bibir pantai ataupun berenang.
Dari segi demografi, berdasarkan hasil registrasi sensus penduduk Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Sulawesi Tengah tahun 2011, jumlah penduduk (populasi) di Kelurahan Talise Kecamatan Palu Timur adalah 20.776 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 7.876 jiwa dan perempuan sebanyak 12.900 jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk (2000-2011) sebesar 1,46 persen. Sedangkan dari sisi ketenagakerjaan, terjadi peningkatan dalam sektor perdagangan, hal ini terlihat adanya banyaknya lapak-lapak disepanjang pantai yang menjadikan pantai ini sebagai salah satu pusat rekreasi keluarga di Kota Palu.

5.3 Karakteristik Sifat Fisik-Kimia Air (Organoleptik dan pH)
Air merupakan sumber daya alam yang memenuhi hajat hidup orang banyak sehingga perlu dilindungi agar dapat tetap bermanfaat bagi hidup dan kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya. Hal ini berarti bahwa pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan generasi sekarang dan mendatang. Agar air dapat bermanfaat secara berkelanjutan dengan tingkat mutu yang diinginkan, maka pengendalian pencemaran air menjadi sangat penting. Pengendalian pencemaran air merupakan salah satu segi pengelolaan lingkungan hidup.
Dalam pengamatan kami terhadap kualitas air di kelurahan Talise, lebih difokuskan kepada pengamatan terhadap kualitas air sungai, mengingat air sungai merupakan salah satu parameter yang baik digunakan untuk menilai kualitas air secara keseluruhan dan air sumur yang terdapat dirumah warga.
Secara organoleptik air sungai maupun air sumur dapat digunakan akan tetapi secara ilmiah belum dapat dipastikan karena masih melalui penelitian yang akurat.
Pada hasil pengukuran pH yang dilakukan dengan mengambil sampel di sumur warga. Untuk sampel pertama diperoleh nilai pH 7,5, sehingga dapat kita tarik kesimpulan bahwa pada titik tersebut mikroorganisme dapat bertahan hidup. Pada sampel kedua, diperoleh nilai pH 5,0, hal tersebut juga memungkinkan untuk mikroorganisme dapat bertahan hidup. Pada sampel ketiga diperoleh pH 6,5,hal juga masih memungkinkan untuk organisme dapat bertahan hidup. Kebanyakan mikroorganisme tidak dapat bertahan hidup pada pH diatas 9,5 atau di bawah 4,0. Umumnya pH optimum untuk pertumbuhan bakteri berkisar 6,5 – 7,5.
Selain itu tingkat kekeruhan air sungai Talise belum terlalu tinggi (airnya masih cukup jernih). Ini lebih dikarenakan pengamatan yang kami laksanakan bukanlah pada musim hujan (curah hujan yang tinggi akan mengakibatkan erosi di hulu sungai yang akan mempengaruhi kekeruhan air sungai).

5.4 Populasi, Komunitas dan Ekosistem.
Secara umum, tumbuhan yang hidup di sekitar sungai Talise meliputi pohon biduri (Calotropis giganteae), pohon kelapa (Cocus nicefera), pohon kayu jawa (Lanea coromandelica), sukun  (Artocarpus communis), pohon pisang (Musa paradisiaca), bambu (Bambusa sp.), lamtoro (Laucaena glauca), johar (Casia seamea) dan berbagai jenis rerumputan. Berdasarkan pengamatan dapat diketahui bahwa tumbuhan yang memiliki kerapatan terbesar adalah Rumput (Paspalum sp.) dengan kerapatan berkisar antara 25 – 30%.
Keanekaragaman fauna di Sungai Talise berkisar 5 hewan yaitu burung (Passer montanus), kupu-kupu (Parantica maladensis), sapi (Bos taurus), belalang (Valanga sp) dan termasuk jenis hewan ternak yang diusahakan oleh penduduk.

5.5 Sosial Budaya
Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, maka pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa yang tidak dapat dilepaskan dari proses kehidupan masyarakat. Selain itu penanganan dalam bidang kesehatan menjadi sangat penting dalam rangka peningkatan kualitas kehidupan masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut  diperlukan penanganan yang sistematis dan memerlukan tenaga-tenaga yang memiliki pengetahuan dan keterampilan serta sarana prasarana yang memadai.
Untuk kelurahan Talise khususnya di kawasan pantai Talise sendiri, sarana pendidikan belum memadai. Untuk sarana pendidikan di daerah ini yaitu dari jenjang paling rendah yaitu  SD 2 buah dan SMK 1 buah bangunan. Dalam hal penyediaan fasilitas kesehatan di Kelurahan Talise sudah cukup memadai. Fasilitas kesehatan yang ada di Talise antara lain terdapat 1 Puskesmas, dan 1 rumah sakit. Untuk kependudukan masyarakat Talise ini dalam tatanan adat istiadatnya sudah semakin hilang akibat pengaruh perkembangan zaman dan era globalisasi.
Di daerah Kawasan Pantai Talise ini sebagian besar penduduk bersuku kaili dan sebagian lainnya merupakan masyarakat pendatang yang bersuku bugis, jawa dan ambon. Selain itu sarana-sarana yang ada sudah cukup banyak dan cukup memadai, misalnya untuk sarana peribadatan, karena di daerah Talise ini mayoritas penduduknya beragama Islam, sehingga sarana peribadatan yang banyak dijumpai adalah mesjid.

5.6 Sosial Ekonomi
Berwirausaha adalah merupakan salah satu sektor ekonomi yang diharapkan akan dapat bertahan dalam situasi ekonomi yang kurang menguntungkan, karena sektor ini pada umunya relatif kecil dipengaruhi oleh faktor luar yang dapat berakibat memburuknya produksi. Adapun aspek wirausaha masyarakat kelurahan Talise khususnya kawasan pantai Talise yaitu membuka jasa kecantikan, menjual jagung bakar, minuman, membuka cafe, kacang rebus dan berbagai kuliner lainnya.
Di samping sub sektor wirausaha, sektor perikanan dan peternakan juga tidak lepas dari perhatian masyarakat Talise untuk tetap mempertahankan dan bahkan untuk mengembangkannya menjadi lebih baik dan selebihnya bekerja sebagai PNS.

5.7 Kesehatan Masyarakat.
5.7.1 Kesehatan Lingkungan.
Secara umum, bangunan rumah penduduk yang terdapat di Kelurahan Talise merupakan rumah permanen, dengan dinding rumah yang telah diplester sehingga dapat mengurangi debu yang dapat menurunkan kualitas kesehatan keluarga yang terdapat dalam rumah yang bersangkutan. Namun demikian, kebanyakan rumah-rumah tersebut sudah  memiliki plafon  sehingga tidak terjadi masalah penyakit terkait dengan debu-debu yang tersebar di dalam rumah. Secara umum, rumah-rumah yang terdapat di kelurahan Talise sudah memiliki fasilitas WC dan kamar mandi dalam rumah dan tidak memiliki kamar mandi dan WC/jamban di satukan dengan tempat cuci piring, yang bisa menyebabkan ketidaknyamanan bagi orang yang sedang BAB (buang air besar)  dan orang-orang yang berada di sekitarnya karena jamban/WC tidak memiliki dinding perantara ,yang bisa mengakibatkan vektor -vektor penyakit  lebih cepat berkembang misalnya nyamuk dan lalat.
Beberapa sampel  rumah yang dikunjungi  memiliki tempat pembuangan sampah yang terdapat diluar rumah  dan adanya petugas pengangkut sampah 2 kali seminggu.
Tempat penyimpanan makanan di beberapa rumah umumnya sudah efisien, karena makanannya disimpan dalam lemari dan sebagian makanannya biasanya disimpan di meja tetapi menggunakan penutup yang tidak bisa dimasuki oleh vektor-vektor penyakit yang bisaa mengganggu kesehatan  bagi orang-orang yang berada dirumah tersebut. Rumah-rumah tersebut sudah memiliki pembuangan air limbah (SPAL) yang mana pembuangan air limbah secara beraturan  dan tidak menumpuk di belakang rumah tidak akan mengakibatkan bermacam-macam jenis penyakit seperti Diare dan DBD.
Kapasitas rumah pertama sampai ke tiga sudah sesuai besar rumah dan kapasitas orang yang tinggal dirumah itu dan  terdapat beberapa  tenaga medis di kelurahan Talise yaitu dokter, bidan dan mantri.
5.7.2 Gizi Kesehatan Masyarakat.
Masyarakat kelurahan Talise sudah melakukan pola hidup yang sehat dengan asupan gizi yang sesuai untuk tubuh. Menurut hasil wawancara kami di tiga rumah, mereka makan 3 kali sehari dengan nasi, ikan, sayur dan buah. Selain itu bagi para ibu yang sedang menyusui, mereka memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan atau lebih, yang dapat membantu proses tumbuh kembang bayi secara optimal.
5.7.3 Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya.
Masyarakat kelurahan Talise khususnya di kawasan pantai Talise umumnya sudah melakukan perilaku pola hidup bersih dan sehat. Berdasarkan wawancara kami dari para warga sekitar, mereka mencucui tangan terlebih dahulu setelah makan, hal ini dapat menghambat vektor-vektor penyakit yang bisa mengganggu kesehatan.
Masyarakat kelurahan Talise khususnya di kawasan pantai Talise umumnya sudah mempunyai WC dalam rumah sebagai sarana pembuangan kotoran manusia dan tempat sampah tersendiri yang berada diluar rumah, hal ini dapat menghambat berbagai vektor-vektor yang disebabkan oleh lingkungan yang kotor didalam rumah.
Pengelolaan air minum pada masyarakat kelurahan Talise yaitu dengan cara dimasak terlebih dahulu, hal ini meminimalisir masuknya bakteri didalam tubuh yang disebabkan mengonsumsi air yang mentah.

BAB VI
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI SERTA ARAH PENGELOLAAN LINGKUNGAN
6.1 Kesimpulan.
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian Kajian Lingkungan Hidup ini adalah sebagai berikut :
1.    Kelurahan Talise khususnya kawasan pantai Talise termasuk daerah yang cukup subur, bebagai macam jenis tumbuhan terdapat disana. Kondisi lahan/tanah lokasi penelitian ini, secara umum cukup baik.
2.    Kelurahan Talise berpenduduk mayoritas suku Kaili, beragama mayoritas Islam serta mayoritas mata pencaharian penduduknya adalah sektor wirausaha barang dan jasa dan perikanan dengan taraf hidup masyarakat yang secara rata-rata dapat dikatakan cukup sejahtera.
3.    Kelurahan Talise mempunyai sungai yang merupakan sungai yang mengalir sepanjang tahun dan kondisinya saat ini masih cukup stabil.
4.    Temperatur rata-rata di kawasan pantai Talise berkisar antara 30°C – 40°C.
5.    Air sungai dikelurahan Talise secara organoleptik dapat dikatakan baik dan dapat dikonsumsi.

6.2 Rekomendasi serta Arah Pengelolaan Lingkungan.
Adapun rekomendasi serta arah pengelolaan lingkungan yang dapat saya ambil dari penelitian Kajian Lingkungan Hidup ini adalah sebagai berikut :
1.    Pengelolaan yang berkaitan dengan kondisi ekosistem sebaiknya dapat dilakukakn dengan mekanisme yang lebih baik.
2.    Kesadaran dari masyarakat akan arti dari lingkungan hidup harus lebih disosialisasikan lagi, karena dari hasil pengamatan yang dilakukan di kawasan pantai Talise sudah terdapat tempat sampah umum yang disediakan oleh pemerintah kota, akan tetapi fakta yang ditemukan masih banyaknya sampah yang berserakan mengakibatkan tempat wisata ini terkesan kotor dan kumuh.
3.    Hendaknya laporan penelitian seperti ini lebih dimanfaatkan. Maksudnya, jangan hanya sekedar sebagai sumber nilai dari penyusunnnya tapi laporan penelitian seperti ini dapat menjadi sumber ilmu pengetahuan baik untuk sesama mahasiswa maupun masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Adhy. 2011. Gizi dan Kesehatan Masyarakat Indonesia (http://adhy151.blogspot.com/search/label/MAU%20SEHAT%20BACA%20INI). Diakses pada tanggal 20 Juni 2013.

Dinas Kelautan dan Perikanan. 2011. Data Demografi dan Kependudukan Kelurahan Talise Kecamatan Palu Timur (http://www.dkp.sulteng.go.id/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=72&Itemid=88). Diakses pada tanggal 20 Juni 2013.

Ezzat. 2011. Perilaku Masyarakat Dalam Perubahan Sosial Budaya diera Global (http://gadodabis.blogspot.com/2011/09). Diakses pada tanggal 19 Juni 2013.

Fardiansyah, Roni. 2013. Perubahan Sosial Budaya (http://zahranmirzan.blogspot.com/2013/01). Diakses pada tanggal 19 Juni 2013.

Kurnia, Tiruli. 2012. Perubahan Sosial Dalam Masyarakat (http://kurnia-geografi.blogspot.com/2012/08). Diakses tanggal 19 Juni 2013.

Pandukawula. 2011. Sosial Budaya dan Masyarakat (http://pandukawula.blogspot.com/2011/10). Diakses pada tanggal 19 Juni 2013.

Sabri, Muhamamad, dkk. 2007. Laporan Kajian Lingkungan Hidup dan Pemukiman. Jurusan Matematika – MIPA UNTAD. Palu.

Simbolon, Rohan. 2010. Obyek Wisata Kota Palu Pantai Talise (http://www.utiket.com/id/obyek-wisata/palu/183-pantai_talise.html) Diaskses pada tanggal 20 Juni 2013.


Tim pengajar Kajian Lingkungan Hidup – FMIPA. 2010. Modul Praktikum Lapangan Kajian Lingkungan Hidup. Jurusan Kimia, Fisika, Biologi dan Matematika Fakultas MIPA UNTAD.