Rabu, 25 Desember 2013


SISTEM PENCERNAAN HEWAN TINGKAT TINGGI

Sistem Pencernaan berfungsi untuk mengubah bahan makanan yang kompleks menjadi sari makanan yang sederhana agar dapat diserap oleh sel. Pencernaan makanan dapat terjadi secara mekanis dengan bantuan gigi atau penggantinya dan secara kimiawi (dengan bantuan enzim pencernaan atau senyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme.
Sistem pencernaan mamalia terdiri atas saluran pencernaan dan berbagai kelenjar aksesoris yang mensekresikan getah pencernaan kedalam saluran itu melalui duktus (saluran). Peristalsis, gelombang kontraksi berirama oleh otot plos pada dinding saluran pencernaan, akan mendorong makanan di sepanjang saluran tersebut.
Pada Hewan Tingkat tinggi, makanan dicerna dalam saluran khusus yang pada umumnya sudah berkembang dengan baik. Jadi, pencernaan makanan hewan ini berlangsung didalam organ gastrointestinal (secara ekstraseluler). Sistem gastrointestinal tersusun atas berbagai organ yang secara fungsional dapat dibedakan menjadi empat bagian, yaitu daerah penerimaan makanan, daerah penyimpanan, daerah pencernaan dan penyerapan nutrien, serta daerah peyerapan air dan sekresi.

1. Daerah Penyerapan
Daerah untuk menerima makanan adalah mulut. Mulut biasanya dilengkapi dengan gigi dan kelenjar ludah, yang membantu proses mengunyah dan menelan makanan. Dalam ludah terkandung berbagai substansi seperti amylase (enzim pencerna karbohidrat pada beberapa mamalia). Esofagus juga dikelompokkan sebagai daerah penerimaan makanan. Organ ini bertugas membawa makanan dari mulut ke lambung dengan gerakan peristaltik.
A.  Rongga Mulut
Pencernaan makanan secara fisik dan kimiawi dimulai dalam mulut. Selama pengunyahan, gigi dengan berbagai ragam bentuk akan memotong, melumat, dan menggerus makanan, yang membuat makanan tersebut lebih mudah ditelan dan meningkatkan luas permukaannya.
Kehadiran makanan dalam rongga mulut (oral cavity) akan memicu refleksi saraf yang menyebabkan kelenjar ludah mengeluarkan ludah melalui duktus (saluran) ke rongga mulut. Pada manusia, lebih dari satu liter ludah disekresikan kedalam rongga mulut setiap hari. Terlarut dalam ludah adalah glikoprotein licin (kompleks karbohidrat-protein) yang disebut musin, yang melindungi lapisan lunak rongga mulut dari kerusakan akibat gesekan dan melumasi makanan supaya lebih ditelan. Ludah mengandung buffer (dapar atau penyangga) yang membantu mencegah pembusukan geligi dengan cara menetralkan asam dalam mulut. Zat antibakteri dalam ludah  juga akan membunuh banyak bakteri yang memasuki mulut melalui makanan (Campbell, 2004).
Pencernaan karbohidrat, sumber energy kimia utama tubuh, dimulai dalam rongga mulut. Ludah mengandung amilase ludah (salivary amylase), enzim pencernaan yang menghidrolisis pati (polimer glukosa dari tumbuhan) dan glikogen (polimer glukosa dari hewan). Produk utama dari pencernaan oleh enzim ini adalah polisakarida yang lebih kecil dan disakarida maltose (Campbell, 2004).
Lidah akan mengecap makanan, memanipulasinya selama pengunyahan, membantu membentuk makanan menjadi sebuah bola yang disebut bolus. Selama penelanan, lidah akan mendorong bolus ke bagian belakang rongga mulut dan akhirnya ke faring.

B. Faring
Daerah yang kita sebut kerongkongan adalah faring (pharynx), persimpangan yang menuju ke esophagus  dan trakea (batang tenggorokan). Ketika kita menelan, bagian atas batang tenggorokan akan bergerak keatas sehingga lubang pembukaannya, glottis tertutup oleh penutup dari tulang rawan, epiglotis, hal ini dapat diperhatikan saat naik turunnya jakun selama penelanan. Penutupan lubang batang tenggorokan akan melindungi system respirasi terhadap masuknya makanan atau cairan selama penelanan. Mekanisme penelanan secara normal akan menjamin bahwa bolus akan dipandu kedalam jalan masuk esophagus (Niel. A.,2004).
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7rw28-hA4jTMnnwQyWP51hCrJZw0pF7pF4AeLXyQCJ4f44Os3N1QFNv8BIEGxrnc94navr_wHDEy8wadcuZQpFclW1_Prr5JSDJxnsqvZgMVdgnhX9sBkcJdKPIPgc4Vm7hKI-6esbxxP/s1600/alat3.jpg
Gambar : Dari mulut sampai ke lambung: refleks penelanan dan peristalsis
esofagus
Keterangan :
·         Ketika tidak menelan, otot sfingter esophagus berkontraksi, epiglotis naik, dan glottis membuka, yang memungkinkan udara mengalir melalui trakea sampai ke paru-paru.
·         Refleks penelanan akan dipicu ketika sebuah bolus makanan mencapai faring, sfingter esophagus akan berelaksasi, yang memungkinkan esophagus membuka dan bolus itu masuk ke esophagus. Laring, bagian teratas saluran respirasi, bergerak kea rah atas dan menempelkan epiglotis di atas glottis, yang mencegah makanan ke lambung.
·         Setelah makanan memasuki esophagus, laring bergerak kea rah bawah dan membuka aliran pernapasan. Gelombang kontraksi otot (peristalsis) menggerakkan bolus makanan turun sampai ke esophagus hingga ke lambung.

C. Esofagus
Esofagus (esophagus) mengalirkan makanan dari faring turun ke lambung. Peristalsis akan mendorong bolus sepanjang esophagus yang sempit. Otot pada bagian paling atas esophagus adalah otot lurik (otot sadar). Dengan demikian, tindakan penelanan dimulai secara sadar, tetapi kemudian gelombong kontraksi tak sadar oleh otot polos pada sisa esofagus selanjutnya akan menggantikannya. Amilase ludah terus menghidrolisis pati dan glikogen sementara bolus makanan lewat melalui esofagus.
Description: http://www.ehealthmd.com/yms_images/esophagus.jpg


2. Daerah Penyimpanan
Daerah penyimpanan makanan terdiri atas empedal (gizzard) dan lambung. Organ tersebut merupakan pelebaran saluran gastrointestinal pada bagian depan, yang memiliki fungsi utama sebagai tempat menyimpan makanan. Sebagian proses pencernaan makanan sudah terjadi dibagian ini.

A.  Empedal
Empedal merupakan kantong berotot yang berperan dalam pencernaan mekanik. Empedal akan terus mencernanya secara mekanik dan mengubahnya menjadi partikel berukuran kecil yang mudah disaring. Pada burung, pencernaan makanan secara mekanik yang terjadi diempedal dilakukan oleh kontraksi otot empedal, dibantu oleh kerikil yang ditelannya (Isnaeni, 2006).

B. Lambung
Lambung berfungsi sebagai tempat penyimpanan khim, yaitu makanan yang telah dicerna sebagian. Lambung akan meloloskan khim ke usus (duodenum) dengan jeda waktu tertentu. Lambung juga berfungsi untuk mencerna protein dengan menyekresikan enzim protease (zymogen) dan asam lambung. Asam lambung menyebabkan lambung vertebrata menjadi asam, dengan pH sekitar 1-2 kondisi ini sangat penting untuk mengaktifkan enzim protease yang disimpan dan dikeluarkan oleh sel lambung dalam bentuk belum aktif (Wiwi, 2006).
Pada sejumlah herbivora, misalnya lembu, dan domba, lambung telah dikhususkan untuk mencerna selulosa. Pada hewan ini, lambung memiliki beberapa ruang seperti yang terlihat pada gambar. Hewan seperti itu dikenal dengan nama ruminansia bersimbiosis dengan bakteri dan protozoa yang hidup pada rumen dan reticulum dilambungnya (Wiwi, 2006).

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPZg9Jj8YxniDXY_xuNeWWvYyoKbVFyHCTVUhR2xidm0aKl3SK6FB53S-bTYolu6BFXy5O0E6iyiQDibnw2ptITB7w6FEPU0f4-ceC2pC_SOKWaLp_XzE-0-hr-ja-Jfy35QrrWyxquoDT/s1600/ruminansia.jpg
Sumber : http://wartosbiologi.blogspot.com/2012/03/pencernaan-hewan-ruminansia.html

Selama makanan, ruminansia mengunyah rerumputan dan bebijian secara singkat, lalu menelannya sehingga makanan masuk ke rumen. Dalam rumen terjadi pencernaan makanan secara biologis oleh adanya aksi bakteri. Selanjutnya makanan akan diteruskan ke reticulum yang akan mengubah bahan makanan tersebut menjadi gumpalan/bongkahan (cud) yang siap dimuntahkan lagi untuk dikunyah kedua kalinya. Setelah dikunyah untuk kedua kalinya, makanan ditelan lagi.Pada tahapan ini, makanan langsung masuk kedalam omasum tanpa melalui rumen dan retikulum (Chatrine, 2011).
Lambung menimbun makanan dan melakukan pencernaan. Lambung (stomach) berada pada sisi kiri rongga abdomen, persis dibawah diafragma. Karena organ besar ini dapat menyimpan keseluruhan makanan yang dimakan dalam satu waktu, maka kita tidak perlu makan terus menerus. Dengan dinding yang sangat elastis dan lipatan yang mirip akordion, lambung dapat meregang untuk menampung atau mengakomodasi sekitar 2 liter makanan dan air (Chatrine, 2011)..
Epitelium yang melapisi ceruk-ceruk dalam (deep pits) pada dinding lambung mensekresikan getah pencernaan (Gastric juice), cairan pencernaan yang bercampur dengan makanan. Dengan konsentrasi asam klorida yang tinggi, getah lambung mempunyai pH sekitar 2-cukup asam untuk melarutkan paku besi. Satu fungsi asam tersebut adalah memecahkan matriks ekstraseluler yang mengikatkan sel satu sama lain pada materi daging dan tumbuhan. Asam itu juga membunuh sebagian besar bakteri yang tertelan bersama dengan makanan (Chatrine, 2011)..
Yang juga ditemukan dalam getah lambung adalah pepsin, enzim yang memulai hidrolisis protein. Pepsin memecah ikatan peptida yang berdekatan dengan asam amino tertentu, sehingga memotong-motong protein menjadi polipeptida yang lebih kecil. Pepsin merupakan salah satu diantara sedikit enzim yang bekerja paling baik dalam lingkungan yang sangat asam. Sesungguhnya, pH getah lambung yang rendah mendenaturasi protein dalam makanan, yang meningkatkan pemaparan ikatan peptidanya ke pepsin (Lestari, D., 2008)
Sel-sel terspesialisasi (disebut sel chief) yang berlokasi di ceruk-ceruk lambung mensintesis dan mensekresikan pepsin dalam bentuk inaktif yang disebut pepsinogen. Sel-sel yang berbeda (sel parietal, juga diceruk) mensekresikan asam klorida, yang mengubah pepsinogen menjadi pepsin aktif dengan cara mengeluarkan atau membuang sebagian kecil molekul tersebut dan memaparkan sisi aktifnya. Aktivasi pepsinogen dalam lambung merupakan contoh umpan balik positif. Ketika sudah banyak pepsinogen yang diaktifkan oleh asam, terjadi suatu rentetan reaksi kimia karena pepsin itu sendiri dapat mengaktifkan molekul pepsinogen lain (Lestari, D., 2008)
Sekitar setiap 20 detik, isi lambung dicampur melalui kerja kontraksi otot polos. Anda bisa merasakan rasa lapar ketika lambung kosong anda berkontaksi. (sensasi lapar juga dikaitkan dengan pusat otak yang memonitor status nutrisi darah) sebagai akibat pencampuran dan kerja enzim, makanan yang baru ditelan akan menjadi bubur nutrien yang dikenal dengan nama Kim asam  (acid chime) (Lestari, D., 2008)
Pada sebagian besar waktu, lambung akan menutup pada salah satu ujungnya . Pembukaan dari esophagus sampai ke lambung, lubang jantung secara normal berdilatasi hanya ketika sebuah bolus yang digerakkan oleh peristalsis sampai. Kadang-kadang aliran balik kim asam dari lambung kedalam ujung esophagus yang lebih rendah akan menyebabkan rasa terbakar pada jantung. (Jika aliran balik  itu merupakan suatu permasalahan yang persisten, tukak bisa berkembang dalam esophagus). Lubang jantung akan membuka sekali-kali dengan datangnya gelombang peristalsis yang mengirimkan bolus. Pada pembukaan dari lambung ke usus halus terdapat S fingter pilorik , yang membantu, mengatur aliran kim kedalam usus halus. Dibutuhkan 2 sampai 6 jam setelah makan untuk mengosongkan lambung karena kim dialirkan sedikit-sedikit (Chatrine, 2011).
Menurut  Lestari, D. (2008), selain pencernaan mekanik, pada lambung terjadi pencernaan kimiawi dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan lambung. Senyawa kimiawi yang dihasilkan lambung adalah :
·         Asam HCl : mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Sebagai disinfektan, serta merangsang pengeluaran hormon sekretin dan kolesistokinin pada usus halus
·         Lipase : Memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun lipase yang dihasilkan sangat sedikit
·         Renin : Mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI). Hanya dimiliki oleh bayi.
·         Mukus : Melindungi dinding lambung dari kerusakan akibat asam HCl.
Hasil penggerusan makanan di lambung secara mekanik dan kimiawi akan menjadikan makanan menjadi bubur yang disebut bubur kim.

3. Daerah Pencernaan dan Penyerapan Nutrien
Usus halus merupakan organ utama pencernaan dan penyerapan. Dengan panjang lebih dari 6 m pada manusia, usus halus (small intestine) adalah bagian saluran pencernaan yang paling panjang (namanya berasal dari diameternya yang kecil, dibandingkan dengan diameter usus besar). Usus halus adalah organ dimana sebagian besar hidrolisis enzimatik makromolekul dalam makanan terjadi. Organ ini juga bertanggungjawab dalam penyerapan sebagian besar nutrient kedalam darah (Lawrence, G.M., 2004).
Pankreas, hati, dan kantung empedu, dan juga usus halus itu sendiri, ikut ambil bagian dalam pencernaan. Sekitar 25 cm pertama dari usus halus disebut duodenum. Disinilah kim  asam yang disemprotkan dari lambung bercampur dengan getah pencernaan dari pankreas, hati, kantung empedu, dan sel-sel kelenjar pada dinding usus halus itu sendiri. Pankreas menghasilkan beberapa enzim hidrolitik dan larutan alkali yang akan bikarbonat. Bikarbonat itu bekerja sebagai dapar (buffer), yang menetralisir keasaman kim dari lambung (Lawrence, G.M., 2004).
Hati melakukan berbagai fungsi penting dalam tubuh, termasuk produksi empedu (bile), suatu campuran zat-zat yang disimpan dalam kantung empedu sampai diperlukan. Empedu tidak mengandung enzim pencernaan, tetapi mengandung garam empedu, yang bertindak sebagai deterjen dan membantu dalam pencernaan dan penyerapan lemak. Empedu juga mengandung pigmen yang merupakan hasil sampingan perusakan sel darah merah dalam hati; pigmen empedu ini dikeluarkan dari tubuh bersama-sama dengan feses.
Untuk memasuki tubuh, nutrient yang terakumulasi dalam lumen ketika makanan dicerna harus melewati atau menembus dinding saluran pencernaan. Nutrien dalam jumlah terbatas diserap dalam lambung dan usus besar, tetapi sebagian besar penyerapan terjadi dalam usus halus. Dinding usus halus memiliki luas permukaan yang lebih besar, sekitar 300 m2 secara kasar seukuran lapangan tenis. Lipatan sirkuler besar dalam lapisan itu mengandung penjuluran mirip jari yang disebut vili (tunggal, vilus) dan masing-masing epitelium vili itu memiliki banyak penjuluran mikroskopis yang disebut mikrovili, yang menjulur ke lumen usus. Permukaan mikrovili yang sangat  besar merupakan suatu adaptasi yang sangat cocok dengan tugas penyerapan nutrien (Lawrence, G.M., 2004).

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtGAmlYjApD5D4pgHfX20VDPXNsAaKvv63Nr5DG6A8tMRXoUyNdcRrJ75p8nuDoa7XHV809XCb95sg_mhR4SHVnzTko3fWWyDFPJ9CoDhg3Gsvo_wx-YI_wrX9sl_NumljYFNkvgB0qUXx/s200/smallIntestine.jpg

Penyerapan sari makanan dari saluran gastrointestinal terjadi dengan cara transfor aktif (difusi dan osmosis) atau dengan difusi dipermudah.Transfor aktif pasif berlangsung menurut gradient konsentrasi.Agar dapat terjadi transfor pasif, konsentrasi zat dilumen usus harus lebih tinggi daripada didalam sel penyerap (sel epitel usus). Difusi dipermudah pada dasarnya sama seperti difusi biasa, yaitu transfor zat dari daerah berkonsentrasi lebih tinggi ke daerah berkonsentrasi lebih rendah. Bedanya difusi dipermudah memerlukan molekul karier pada membrane sel penyerap, sedangkan difusi biasa tidak demikian (Chatrine, 2011).



4.  Daerah Penyerapan Air dan Ekskresi
Penyerapan kembali air adalah fungsi utama usus besar. Usus besar (Large intestine), atau kolon (colon), berhubungan dengan usus halus pada suatu persambungan berbentuk T, di mana sebuah sfingter (katup berotot) mengontrol pergerakan materi makanan. Salah satu bagian berbentuk T itu adalah sebuah kantung yang disebut Sekum (cecum). Dibandingkan dengan banyak mamalia lain, manusia memiliki sekum yang relative kecil dengan penjuluran atau pemanjangan yang mirip jari, apendiks atau usus buntu, yang sesungguhnya tidak diperlukan. (Jaringan limfoid pada usus buntu hanya memberikan sumbangan kecil dalam sistem pertahanan tubuh.) Cabang utama kolon manusia berbentuk seperti huruf U terbalik dengan panjang kira-kira 1,5 m (Lestari, D., 2008).

Description: http://smartdetoxsynergy.files.wordpress.com/2012/07/detox-usus-besar.jpg?w=593
Sumber : http://smartdetoxsynergy.wordpress.com/2012/07/24/smart-detox-pada-usus-besar/

Satu fungsi penting kolon adalah untuk menyerap kembali air yang talah masuk kedalam saluran pencernaan untuk berfungsi sebagai bahan pelarut berbagai getah pencernaan. Secara keseluruhan, sekitar 7 liter cairan disekresikan kedalam lumen saluran pencernaan setiap hari. Sebagian reabsorsi atau penyerapan kembali air terjadi bersama-sama dengan penyerapan nutrient dalam usus halus.
Kolon menyelesaikan pekerjaan itu dengan menyerap kembali sebagian besar air yang masih tetap berada didalam lumen. Secara bersama-sama, usus halus dan kolon menyerap kembali 90% air yang memasuki saluran pencernaan. Buangan saluran pencernaan, feses, menjadi lebih  padat sementara feses bergerak sepanjang kolon dengan bantuan peristalsis. Pergerakan itu sangat lambat, dan umumnya memerlukan waktu sekitar 12 sampai 24 jam bagi materi untuk bergerak sepanjang organ tersebut. Jika lapisan kolon itu teriritasi-oleh infeksi virus atau bakteri , misalnya-jumlah air yang dapat diserap kembali akan lebih sedikit dibandingkan dengan keadaan normal, yang menyebabkan terjadinya diare.Kebalikan dari permasalahan itu, konstipasi, terjadi ketika  peristalsis mengerakkan feses terlalu lambat. Kelebihan air diserap kembali, dan feses menjadi padat dank eras (Lawrence, G.M., 2004).
Bagian akhir kolon disebut rectum, dimana feses disimpan sampai bisa dikeluarkan. Antara rectum dan anus terdapat dua sfingter, yang satu bersifat sadar dan yang satunya tidak sadar. Sekali atau lebih setiap hari, kontraksi kuat kolon itu akan menciptakan dorongan untuk defekasi atau buang hajat (Lawrence, G.M., 2004).

Rektum dan Anus merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap dibuang maka otot spinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus. Otot spinkter yang menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik (Lawrence, G.M., 2004).