Jumat, 05 Juli 2013
kopi
Tolong saya Dok”, kata Budi yang perwira militer pada dokter.
“Apa yang bisa saya bantu?”, tanya dokter.
“Beberapa hari yang lalu waktu saya pulang dari kantor,msaya menangkap basah istri saya sedang berselingkuh
dengan lelaki lain. Lalu saya ambil pistol saya dan saya acungkan pada istri saya.
Lelaki selingkuhannya berkata bahwa percuma saya membunuh istri saya karena saya akan masuk penjara dan tidak pernah lagi bisa bersama istri saya. Saya luluh, lalu ia mengajak minum kopi”.
“Lalu apa masalahnya?” , tanya dokter.
“Dua hari kemudian istri saya melakukan hal yang sama
dengan lelaki yang sama. Saya todongkan pistol ke arah
lelaki selingkuhan istri saya, tapi sekali lagi ia membujuk bahwa kalaupun ia mati, istrinya akan berselingkuh lagi
dengan lelaki lainnya. Saya luluh dan ia mengajak saya minum kopi”.
“Jadi apa hubungannya dengan kedatanganmu ke sini?”, tanya dokter.
“Tadi saya memergoki istri saya melakukan hal yang sama lagi. Di depan mereka, saya todongkan pistol ke
mulut saya, lalu lelaki itu berkata bahwa kalau saya mati
akan rugi karena justru memberi peluang seluas-luasnya kepada kami untuk selalu bersama-sama. Saya luluh dan iapun mengajak saya minum kopi”.
“Langsung ke pokok persoalan aja deh”, kata dokter tak sabar.
“Kopi itu bisa merusak kesehatan saya nggak Dok?”